Ketika Bung Karno dibuang ke Flores pada tahun 1936, ia mengunjungi sebuah SD di Ndao. Bung Karno terpukau dengan mendengar kata sambutan spontan seorang murid berusia sepuluh tahun. Pidato bocah itu disampaikan dalam bahasa Belanda yang sempurna dan isinya berbobot. Bocah cilik itu adalah Frans Seda yang kemudian hari menjadi menteri dan penasihat ekonomi Presiden Soekarno. Lebih dari itu, Seda juga kemudian menjadi penasihat ekonomi Presiden Soeharto, Habibi, Abdurrahman Wahid, dan Megawati.