Menulis ibarat bernafas? Benar? Salah! Menulis ya menulis, bernafas ya bernafas. Bagi mereka yang mengibaratkan menulis ibarat bernbafas, hanyalah penulis yang benar-benar profesional dan sudah menggantungkan hidup mencari nafkahnya dari menulis. Artinya menulis adalah pekerjaannya. Tidak menulis, tidak mendapat pemasukan, tidak makan, dan mati. Bagi mereka menulis sudah selayaknya seperti bernafas. Tidak menulis, tidak bernafas lalu mati lapar.
Bagaimana dengan mereka yang pemula? Tentu jangan dulu bermimpi terlalu tinggi. Bermimpi banyak tidak mengapa tapi jangan terlalu muluk-muluklah. Kompasiana tentu boleh dijadikan ajang mengasah kemampuan menulis. Dengan catatan, buang jauh-jauh keinginan menonjolkan diri dalam menulis di rumah ini, untuk supaya dianggap hebat, dll. Karena di atas langit masih ada langit. Dan langit tertinggi dunia kepenulisan di Kompasiana ini sulit diukur, terlalu banyak penulis hebat di sini.
Lalu apa rumusan sederhana supaya kita menggapai tangga sukses setapak demi setapak. Step by step. Aku punya rumusnya: JANGAN PERNAH PUAS.
Penjelasannya sederhana, dalam dunia tulis menulis jangan pernah dikau merasa bahwa tulisanmu sudah sangat oke, sangat hebat, sangat bagus, sangat luarbiasa. Sebab kalau kita cepat merasa puas tidak mungkin kita menghasilkan yang maksimal. Yang ada malah tulisan kita kurang pas dan akan lama mencapai puncak "berhasil" itu. Penulis yang disebut berhasil adalah mereka yang tidak pernah merasa puas dan akan selalu berusaha menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. So, jangan pernah menganggap bahwa engkau sudah sebegitu hebatnya sampai-sampai tidak mau belajar lagi. Rasa puas akan menjadi penghambat untuk menghasilkan tulisan yang lebih baik dari hari ke hari.
Pantangan rasa puas sederhana saya ketika menulis di Kompasiana ini ada beberapa butir:
* Jangan pernah merasa puas seberapa banyak HL pun yang sudah diraih.
*Jangan pernah merasa puas seberapa banyak komentarpun yang sudah diterima.
*Jangan pernah merasa puas seberapa banyak tulisanpun yang sudah dihasilkan.
*Jangan pernah merasa puas sudah seberapa lamapun menjadi member Kompasiana.
*Jangan pernah merasa puas sudah seberapa banyak temanpun yang dikoleksi.
*Jangan pernah merasa puas walau sudah baca tulisanku ini.
Sekarang bola sudah di tangan kita, lalu seterusnya terserah pembaca hehehehe. (MA)