Sebelumnya kupas dulu yuk faktor-faktor apa yang bisa membuktikan kalau di hubungan kamu ada attention seeker yang nantinya akan berujung jadi toxic relationship. Pastinya adanya masalah komunikasi, setiap kali kamu memiliki kekhawatiran atau pendapat yang berbeda, kamu biasanya bertemu dengan kemarahan ataupun manipulasi dari dia. Dia juga nggak tertarik mendengarkan kamu, kamu dapat melihat dia mudah bosan saat kamu mengganti topik. Dia nggak pernah meminta nasihat kamu, kalau kamu mencoba memberi dia nasihat yang masuk akal, dia aka terus mengulangi jawaban yang sama. Dia mengharapkan kamu untuk selalu setuju dengannya. Dia hanya mengurus kebutuhannya sendiri, kamu nggak penting bagi dia. Dia sangat mudah marah dan sangat manipulatif. Dia nggak keberatan berbohong, atau memanipulasi kamu untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Kamu yang selalu maafin kalau dia salah, kamu yang selalu minta maaf kalau dia marah.
Sederhananya, kalau kamu, keberadaan dan perasaan kamu adalah sesuatu yang penting dan berharga buat dia, kamu akan jadi prioritasnya. Jangan jadi 'pengemis' yang minta dia berulang-ulang kali untuk ngertiin kamu, minta perhatiannya, minta dia buat mendengarkan kamu, dan berharap dia berubah. Kalau dia benar-benar sayang sama kamu dan bukan 'attention seeker', dia akan memberikan itu semua tanpa harus kamu minta. Silahkan kamu chat dia sesuka kamu, bilang kalau kamu kangen. Akan ada fase dimana kamu cape dan merasa bodoh sama tingkah laku kamu sendiri. Di fase itu juga kamu akan paham kalau kamu bisa baik-baik aja tanpa dia.