Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ruang Kelas

Fenomena Ice Bucket Challenge: Mengungkap Strategi Komunikasi yang Mendorong Partisipasi Global

16 Oktober 2024   22:30 Diperbarui: 16 Oktober 2024   22:42 65 0
Salah satu kampanye media sosial yang sangat menarik dan persuasif adalah kampanye "Ice Bucket Challenge" yang viral pada tahun 2014. Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan dana untuk penelitian penyakit ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis). Dalam analisis ini, kita akan melihat bagaimana pesan tersebut menggunakan elemen-elemen retorika dan dialektika serta mengevaluasi efektivitas teknik tersebut dalam mempengaruhi audiens.

Elemen Retorika

1. Ethos (Kredibilitas)
Kampanye ini berhasil membangun kredibilitas melalui partisipasi banyak selebritas dan tokoh terkenal, seperti Bill Gates, Oprah Winfrey, dan Mark Zuckerberg. Dengan keterlibatan mereka, kampanye ini tidak hanya mendapatkan perhatian luas, tetapi juga menambah kepercayaan masyarakat terhadap tujuan kampanye. Kredibilitas tokoh-tokoh ini menciptakan asosiasi positif dengan misi yang lebih besar, yaitu mendukung penelitian ALS.

2. Pathos (Emosi)
Penggunaan elemen emosional sangat kental dalam kampanye ini. Tantangan yang diusung---menuangkan air es ke tubuh---menyiratkan rasa empati terhadap penderita ALS yang mengalami tantangan jauh lebih besar dalam kehidupan sehari-hari. Video-video yang menampilkan orang-orang tertawa dan bersenang-senang sambil melakukan tantangan tersebut juga menghadirkan suasana yang positif, sekaligus menekankan bahwa menyumbang untuk tujuan yang baik dapat dilakukan dengan cara yang menyenangkan. Ini berkontribusi pada penguatan ikatan emosional antara audiens dan pesan kampanye.

3. Logos (Logika)
Kampanye ini juga menyajikan argumen logis tentang pentingnya penelitian ALS. Dalam banyak video, terdapat penjelasan singkat mengenai penyakit ALS, dampaknya terhadap individu dan keluarga, serta bagaimana dana yang terkumpul akan digunakan untuk penelitian. Penyampaian informasi yang jelas dan terstruktur ini membantu audiens memahami urgensi masalah dan mendorong mereka untuk berkontribusi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun