Pernahkah kamu melihat iklan di media sosial yang langsung membuat kamu ingin membeli? Itulah kekuatan copywriting yang strategis. Di era digital seperti sekarang, copywriting menjadi alat utama untuk menarik perhatian dan meningkatkan penjualan." Memasuki tahun 2025, istilah copywriting tentu sudah tidak asing di khalayak. Mendengar istilah ini pasti kita langsung membayangkan tentang bagaimana caranya untuk merancang konsep periklanan yang menarik untuk audience. Menurut Burke (2007) periklanan didefinisikan sebagai "pesan penjualan yang diarahkan pada masyarakat, melalui cara persuasif untuk menjual produk atau jasa". Â Burke menekankan bahwa iklan adalah alat komunikasi tidak langsung dalam bentuk non personal baik lisan maupun visual yang intinya menarik perhatian para konsumen dengan tujuan meningkatkan penjualan barang dan jasa yang dibiayai oleh sponsor atau pemasar. Terlebih lagi, semenjak di era digital ini, semakin banyak penjual mengandalkan iklan
online, sehingga media sosial menjadi seperti Instagram, Facebook, TikTok, dan sebagainya menjadi wadah utama dalam memasarkan produk.  Namun di dalam sosial media, kita tak hanya sekedar mengunggah konten tanpa strategi, salah satunya strategi AISAS, adalah model perilaku konsumen yang diperkenalkan oleh Dentsu, sebuah agensi periklanan di Jepang. Model ini dirancang untuk memahami pola interaksi konsumen dengan informasi dalam era digital.  AISAS sendiri merupakan singkatan dari Attention, Interest, Search, dan Action. Berikut contoh pola interaksinya.
KEMBALI KE ARTIKEL