Termasuk menggunakan facebook sebagai salah satu media untuk mempromosikan barang jualan, sebagai tempat penjual dan pembeli bertransaksi secara maya. Sungguh modern memang, karena transaksi berlangsung tanpa tatap muka, tidak selayaknya di pasar konvensional, sebut saja tanah abang, pasar baru, mangga dua, dan lain-lain, yang mengharuskan interaksi langsung secara nyata antara penjual dan pembeli.
Cuma ternyata, semakin ke sini, saya akhirnya gerah juga dengan facebook, karena saya selalu menjadi target para penjual yang salah sasaran. Dinding facebook saya penuh. Wajah saya digantikan oleh beragam baju, sepatu, aksesoris, hape, komputer, dan lain-lain. Menyedihkan ya. Ketika wajah kita justru digantikan barang-barang tersebut --yang satupun saya NGGAK TERTARIK membelinya secara online. Jangankan membelinya, melihat promosinya yang gencar di facebook saja, rasanya sudah muak. Sorry to say, tapi begitulah kenyataannya.
Facebook tak ubahnya tanah abang, pasar baru, mangga dua, roxy, BEC, dkk. Bedanya ini promosi secara tulisan, semacam "harganya berapa sis?" atau "kemahalan sis, korting lagi donk!" dan lain-lain.
Andai saja yang dipromosikannya adalah buku dan mengubah dinding saya menjadi arena jual-beli buku seperti di Kwitang (Jakarta), Palasari (Bandung), dll pasti saya nggak akan keberatan untuk wajah saya ditandai pada buku-buku.
Jadi, teruntuk para penjual baju, aksesoris, sepatu, dll apapun selain buku, saya harap bisa berlapangdada untuk TIDAK memenuhi dinding saya dengan barang jualannya. Kalo mau promosi buku, ya silakan. Selebihnya tolong jangan di dinding facebook saya ya.
Sekian dan terima kasih.
p.s. : repost from my note in facebook