Pagi ini aku kembali menangis. Di bawah jendela berkarat ini, aku melihat sosoknya menghilang. Kebun yang rimbun akan dedaunan hijau semerbak itu kini terlihat begitu mengenaskan. Kering, tak ada satupun yang tersisa. Seolah menegaskan bahwa tidak seharusnya mereka berada di tempat itu. Seolah tiba-tiba tanah itu menjadi tidak pantas untuk disinggahi julur-julur akar yang begitu lemah gemulai dan kuat secara bersamaan.
KEMBALI KE ARTIKEL