Aku sering melihatnya hidup di tembok kamar
Dia sangat dekat denganku, sangat
Namun aku belum pernah menyentuhnya
Harapanku
Kamu itu seperti pulpen yang ku letakkan di depan mataku
Yang hanya bisa kulihat namun belum pernah ku tuliskan
Harapanku sangat dekat
Sering orang menertawakannya
Bahkan, mereka bilang itu bukan harapan
Mereka bilang harapanku terlalu biasa
Mereka bilang harapanku terlalu tinggi
Beragam kalimat ku dapatkan
Sudahlah
Aku lelah menepis segalanya
Tak bisakah biarkan aku menghadapinya?
Dengan pembangkit dari kata-kata kalian itu
Lalu lihat diwaktu yang akan datang
Siapkan segudang kata menyesal
Aku harap kalian bisa menerima apa yang sudah ku dapatkan
Pontianak, 27 Oktober 2018