Senopati-senopati berjalan limbung, pada tapak-tapak tanpa tubuh. menemu jalan hilir-mudik tanpa henti. membiarkan langkah kaki berjalan tanpa mata, dan berhenti untuk berganti posisi. tapak itu memenuhi pulaupulau, lantailantai, bukubuku, hati-hati dan sunyisunyi. membuat skenario itu sangat panjang dijelajahi tanpa pasrah. termasuk dengan siapa saja bertegur sapa, berbagi bibir di setiap persinggahan warung-warung kopi. menemu ribuan wajah setiap kali bersitatap dengan orang-orang baru yang menghadirkan masalalu, menjelma menjadi siapa saja.
KEMBALI KE ARTIKEL