Malam sepekat kopi. Akan kuseduh mesra untukmu. Bukankah kopi yang sudah mempertemukan kita? Di kedai kopi dalam rinai rimis malumalu. Mata kita saling bertukar dalam diam. Tubuh kopi makin semerbak seakan mengamini hati kita yang saling mengagumi. Harihari berikutnya sering kucuri pandang dibalik jendela kedai itu. Kau selalu disana. Sendiri. Ntah siapakah yang kau tunggu. Apakah kau coba dengar? Kopikopi itu gaduh menyuarakan hatiku yang sepi.
KEMBALI KE ARTIKEL