Tanggal 28 Oktober merupakan sebuah momentum besar bagi Bangsa Indonesia. Sumpah Pemuda adalah bukti autentik bahwa tanggal 28 Oktober 1928 Bangsa Indonesia dilahirkan. Proses kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan Kolonialisme. Kondisi ketertindasan inilah yang kemudian mendorong para pemuda pada saat itu untuk membulatkan tekad demi mengangkat harkat dan martabat kaum pribumi, tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahun kemudian yaitu pada 17 Agustus 1945.
Peranan Mahasiswa dalam pergerakan selalu mewarnai momentum-momentum besar Bangsa ini. Ketika pecah perang di Surabaya, arek-arek Suroboya dikepalai oleh Bung Tomo berhasil memukul mundur pasukan Inggris yang dikepalai Panglima Tentara Inggris, Brigjen AWS Mallaby karena Inggris ingin melakukan penjajahan kembali Indonesia pada Oktober – November tahun 1945.
Pergerakan Mahasiswa pun menapaki masa Orde Lama. Gerakan Mahasiswa 66 adalah gerakan legendaris karena gerakan ini berhasil menumbangkan rezim Orde Lama dibawah kepemimpinan Sukarno. Pemerintah Orde Lama yang kharismatik roboh berkat Tritura (tiga tuntutan rakyat) . Disinilah Mahasiswa menunjukan kekuatannya sebagai bagian dari kekuatan rakyat.
Bola pergerakan Mahasiswa pun terus berlanjut ke masa Orde Baru dan Reformasi. Bagaimana Mahasiswa pada tahun 1998 menumbangkan rezim Orde Baru yang memimpin selama 28 tahun secara ditaktor. Begitulah Mahasiswa, identik dengan perubahan dan pergerakan.
Kondisi Mahasiswa Sekarang
Peringatan Sumpah Pemuda yang dilaksanakan setiap 28 Oktober, seharusnya dapat dijadikan momentum untuk kembali memperhatikan kilas balik perjuangan generasi terdahulu. Generasi muda terdahulu mampu berpikir kritis demi perubahan negeri ini kearah yang lebih baik. Maka seharusnya generasi muda saat ini dengan segala kemampuan yang ada dapat memberikan kontribusi yang lebih baik untuk Bangsa ini.
Namun pada faktanya pemuda saat ini seakan larut dalam atmosfer peradaban yang rusak. Sumpah pemuda saat ini hanya bagaikan euforia yang digaungkan ketika moment itu menjelang dan tak lama kemudian menghilang.
Para Intelektual muda dicekoki oleh pemikiran-pemikiran asing seperti Liberalisme, Sekulerisme, Kapitalisme, Pluralisme, Hedonisme dan Materialisme. Pemikiran asing itulah yang membuat para Intelektual muda saat ini melepaskan atribut mereka sebagai generasi perubah peradaban.
Mahasiswa sebagai Kaum Intelektual yang identik dengan perubahan peradaban sudah selayaknya memiliki cakrawala berpikir yang luas dan mendalam tentang problematika yang terjadi disekeliling nya.
Islam Banyak Melahirkan Para Intelektual Berkualitas
Sejarah peradaban Islam mencatat dengan tinta emas, para Intelektual muda yang berkualitas. Sebut saja Rasulullah SAW dan para sahabat. Mereka tidak hanya cerdas dari segi agama tapi juga pemikir politis yang ulung dalam hal bernegara.
Islam sangat memuliakan pemuda. Islam mempunyai perhatian sangat besar mengenai perkembangan dan pertumbuhan para pemuda, karena mereka lah yang menjadi tokoh utama untuk meneruskan perjuangan – perjuangan generasi sebelum nya.
Sejarah peradaban Islam pun mencatat seorang pemuda dari kaum Intelektual bernama Muhamad Alfatih yang baru berusia 23 tahun memimpin pasukan yang mampu menaklukan Konstantinopel yang notabene salah satu Negara adikuasa kala itu. Membebaskan rakyat Konstantinopel dari Pemerintahan nya yang ditaktor.
Islam pun meletakkan para Intelektual muda dalam posisi terhormat sebagai pendidik umat dan sekaligus pelindung mereka dari berbagai kepentingan dan ancaman yang hendak menghancurkan umat dan agama Islam. Dengan keilmuan mereka yang mendalam akan berbagai fakta yang menjadi polemik di masyarakat.
Sabda Rasullullah SAW dalam hadist riwayat Ahmad yakni:
“ ada tujuh golongan yang di naungi Allah SWT pada hari yang tiada naungan selain-Nya” lalu beliau menyebutkan di antaranya seorang pemuda yang tumbuh dalam penyembahan kepada RabbNya”
Dengan demikian Mahasiswa sebagai kaum Intelektual memiliki peran penting dalam menentukan arus perubahan. Hal yang paling ditakuti oleh Pemerintahan yang korup adalah Mahasiswa dengan Ideologi yang diembannya. Ketika para Mahasiswa menjadikan Islam sebagai Ideologi, mengembannya dan menyebarkannya, maka saat itulah cahaya Islam akan menaungi seluruh Dunia.
Sejak berlalunya era Reformasi mulai langka kita temui Aktivis Mahasiswa yang berpikir kritis dan ideologis. Sudah saatnya Mahasiswa bangkit dari tidur panjang nya, kembali aktif membuka cakrawala berpikir nya dengan mengkaji problematika apa yang sedang terjadi ditengah-tengah masyarakat. Dan kembali menjadi Agen Perubah Peradaban.