Salah jenis kelamin. Mungkin itulah yang selalu saya rasakan ketika menggunakan nama yang dibelakangnya menempel nama almarhum Papa... Seringkali namaku salah disebut orang. Namaku adalah
Rahmah Usman. Namun, entah mengapa sering disebut sebagai
Rahman Usman, kalau tidak salah adalah nama pesepakbola. Bener ga'???. Banyak yang memanggil dengan sapaan mas atau pak di dunia maya. Padahal jelas sekali terlihat huruf "n" dan "h" adalah berbeda. Hal inipun tidak serta merta hilang dan berganti dengan sebutan "mbak" atau "nona", tetapi semakin diperparah (lebay deh) ketika memasang
Om Jay di foto profil akun
Kompasiana dan
Twitter-ku.
Malam mas. Atau Gimana kabar pak? adalah sapaan yang seringkali tertulis pada kolom komentar atau bahkan
retweet. Syukur-syukur di FB tidak demikian lagi setelah mengganti foto profil kartun berjilbab. Meskipun dulunya sempat ada yang mengira aku adalah bapak guru mereka.
Wedew...!!! Jika melihat foto profilku sekarang di akun Kompasiana, yang terpampang adalah seorang gadis manis berjilbab ungu (muji diri sendiri ga' papa dunk...) yang berdiri dengan seorang yang luar biasa yaitu
Om Jay. Mengapa aku mengabadikannya via foto profil, karena
Om Jay adalah sosok yang baru kukenal tetapi banyak makna tersirat yang kupetik dalam perjalanan pulang. Bahkan sebenarnya saya mengobati dosaku (pengakuan deh akhirnya...) karena sudah menganggap Om Jay adalah fotografer yang haus gambar. Saya melihat aksi itu ketika di acara
Blogilicious Fun Makassar. Tetapi setelah dikenalkan oleh Pak Basri Lahamuddin, saya jadi malu sendiri bahwa inilah sebenarnya sosok
Om Jay yang sebenarnya. Dan yang lebih terheran lagi adalah segudang aktivitas serta tulisannya membuatku berdecak kagum sampai kalah dengan cecak... (ini ga' lebay lho...).
KEMBALI KE ARTIKEL