Boleh-boleh saja, sih sebenarnya...
Tunggu dulu.... bukankah pada dasarnya tidak ada manusia yang ingin hidup dalam kondisi serba kekurangan materi? Semua orang ingin kekayaan, bukan?
Jadi, sebenarnya dorongan atau motivasi agar jangan menjadi miskin tidak terlalu diperlukan.
Nah, bagi yang tetap berminat memotivasi orang supaya jangan hidup miskin, berilah motivasi dengan cara yang bijak. Hindari meremehkan, merendahkan, apalagi menghina orang miskin.
Kenapa begitu?
Pada dasarnya tidak ada orang yang ingin miskin. "Keadaan" yang seringkali memaksa seseorang berada dalam situasi miskin.
Banyak orang yang berjuang untuk keluar dari kondisi miskin ini. Mereka inilah yang "haus" akan dorongan, ilmu, tehnik, pengalaman orang lain yang bisa membebaskan mereka dari belenggu kemiskinan.
Dorongan terbaik adalah dengan menanamkan pola fikir (mindset) orang-orang kaya. Perlu dicatat, ada mindset yang berbahaya bila ditanamkan, yaitu mindset yang MEMBENCI kemiskinan.
Hindari memotivasi orang agar ia tidak miskin dengan cara mengajarkan orang itu membenci kemiskinan karena sejatinya, kemiskinan itu HANYA sebuah keadaan yang bisa berubah/berganti.
Kemiskinan adalah UJIAN yang diberikan Allah SWT kepada kita. Ujian yang datang dari Tuhan tidaklah layak untuk dibenci. Ujian selayaknya dihadapi dengan kesabaran (ingat, sabar tidak berarti pasif/berdiam diri) dan kesyukuran.
Pergerakan kita melepaskan diri dari belenggu kemiskinan menuju kemakmuran dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur kita kepada Allah SWT yang telah menganugerahi kita kehidupan, badan, otak dan kecerdasan, keterampilan, minat dan bakat, serta keluarga dan rekan-rekan yang mendukung.
Seluruh nikmat tersebut merupakan potensi. Menggunakan potensi tersebut untuk meraih kemakmuran adalah penerapan dari konsep syukur kepada ilahi.
Nah, pada titik bersyukur inilah, nikmat dari Allah SWT akan semakin banyak tercurah. Berlimpah malah. Ketika kondisi ini terwujud, kita telah berhasil keluar dari belenggu kemiskinan TANPA ADA RASA BENCI di diri kepada kemiskinan apalagi kepada orang miskin dan pada saat yang sama kita akan merasa "penuh". Diri merasa diisi oleh kebahagiaan yang luar biasa dan lebih bertambah bahagia lagi ketika kelebihan nikmat yang ada pada diri disalurkan/didistribusikan kepada semesta dengan dorongan lillahi ta'ala semata.
Inilah keindahan dan kesempurnaan hidup.
Nikmatilah!
Makassar 14 November 2011