Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Kisah Penyergapan Paling Fenomenal Pasukan PBB : 30 'Hantu Putih' RPKAD Mampu Menaklukan 3000 Pasukan Pemberontak Kongo

23 Juni 2013   20:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:32 13241 2
Kisah ini tentu sudah banyak yang membacanya.
Tapi sepertinya masih lebih banyak yang belum membaca.
Padahal sudah terjadi lama sekali.
Saya sendiri baru tahu kisah ini pertama kali di FB , kira-kira setahun lalu.

Betul-betul kisah heroik yang menakjubkan.
Kisah operasi penyergapan yang tidak masuk akal.
Kisah operasi tentara perdamaian PBB yang paling fenomenal .

Terjadi pada saat di tanah air digaungkan "GANYANG MALASYIA" oleh Presiden Soekarno tahun 6o-an.
Kisah ini dimuat dalam biografi Letjend (purn) Kemal Idris(alm), sang komandan pasukan perdamaian Indonesia di Kongo saat itu.

Desember 1962, Indonesia diperintah PBB untuk mengirimkan pasukan perdamaian ke Negara Republik Demokratik Kongo, Afrika.
Satuan pasukan dibentuk. Mereka diambil dari kesatuan Batalyon 531/Raiders, satuan dari Kodam II/Bukit Barisan dan dari kesatuan lain termasuk dari Resimen Para Komando Angkatan Darat/RPKAD(sekarang bernama KOPASSUS).
Pasukan ini diberi nama Kontingen Garuda III (KONGA III) dengan komandan Letjend (purn) Kemal Idris(alm).
Mereka diberangkatkan dengan pesawat.

Setiba di Kongo mereka ditempatkan di daerah Albertville dengan masa tugas 8 bulan. Mereka dibawah komando UNOC (UNITED NATIONS OPERATION IN THE CONGO)
Ada juga pasukan yang ditempatkan di Elizabethville.
Sebuah daerah yang kaya mineral.
3 milisi pemberontak dengan pimpinan Moises Tsombee selalu mengacau daerah ini.
Mereka selalu merongrong pemerintahan Kongo dibawah pimpinan Presiden Kazavubu.

Selain pasukan dari Indonesia, di Kongo juga ditugaskan tentara dari negara lain .
Dari Asia ada pasukan dari India, Filipina dan Malasyia.
Hubungan antara pasukan perdamaian terjalin baik. Mereka saling bantu-membantu.
Termasuk hubungan antara pasukan KONGA III dengan tentara Malasyia.
Padahal negara asal kedua pasukan tersebut sedang saling berperang.
Tetapi konflik ditanah air mereka tidak sampai mempengaruhi jiwa mereka.
Ini mungkin yang dinamakan profesionalitas tentara.

Pasukan KONGA III luwes bergaul dengan penduduk asli.
Mereka mengajarkan penduduk cara membuat masakan ala Indonesia.
Tak ayal, para penduduk setempat menjadi menyenangi pasukan ini.
Mereka selalu melaporkan jika ada pemberontak yang membuat onar atau menyusup didaerahnya.

Disuatu tengah malam, markas KONGA III diserbu pemberontak.
Menurut intelijen, pasukan pemberontak berkekuatan 2000 tentara.
Mereka mengepung markas KONGA III.
300 Pasukan K0NGA III mati-matian mempertahankan markasnya.
Jelang subuh pemberontak berangsur pergi.
Dari pihak tentara KONGA III tak ada korban jiwa, hanya ada yang cedera.

Setelah pemberontak pergi maka diadakan rapat.
Diputuskan membentuk pasukan kecil untuk mengejar pemberontak.
Ditunjuklah 30 personil RPKAD mengemban tugas ini.

Para personil RPKAD menyamar dalam misinya.
Kulitnya dilumuri arang agar menyerupai warna kulit suku asli.
Sambil berpakaian ala suku pengembara ,mereka membawa senjata dan perbekalan sambil menggiring sapi dan kambing.
Bahkan ada yang menyamar memakai pakaian wanita sambil membawa bakul berisi sayuran diatas kepala mereka.
Pasukan ini dibagi 3 kelompok yang saling berhubungan .

Ternyata pemberontak bermarkas tidak jauh dari danau Tanganyika.
Daerah "N0 MAN LAND. Daerah tanpa tuan.
Daerah kekusaan pemberontak.
Tidak ada yang dapat memasuki daerah ini, termasuk tentara nasional Kongo.
Pernah terjadi 2 kompi pasukan India dibantai disini.

Sambil beristirahat , pasukan RPKAD menyusun rencana penyerangan.
Menurut intelijen, ada 3000 pemberontak dengan beberapa tank panser dan RPG/bazzoka.
Menurut intelijen pula, suku setempat(termasuk pemberontak amat takut dengan HANTU PUTIH.
Sosok hantu putih dengan bau bawang putih.

Maka strategi itu dipakai.
Pasukan memakai jubah putih longgar yang diberi kayu diatas kepala agar melambai jika kena angin.
Tak lupa rantai bawang putih.

Dengan naik kapal yang dihitamkan, sesampai dipinggir danau pasukan hantu putih RPKAD meloncat menyerbu pos terdepan musuh.
Setelah menaklukan pos itu, pasukan menyerbu ke dalam markas pemberontak.
Mendapat serangan hantu putih, pemberontak kaget dan tertegun.
Jiwa tempur mereka hilang. Mereka mengira diserang hantu betulan.

Pasukan RPKAD terus menembaki musuh yang tertegun kaget.
Selang setengah jam 3000 pasukan musuh dilumpuhkan dan ditawan beserta keluarganya.
Puluhan pemberontak tewas. Dari RPKAD terluka 1 tentara.
Beberapa jam kemudian pasukan PBB yang lain datang.
Mereka takjub dengan kesuksesan RPKAD itu.

Atas peristiwa itu, Pasukan KONGA III mendapat gelar LES SPIRITESSES, pasukan yang bertempur dengan cara tidak normal.
Keesokan harinya, Komandan KONGA III dan komandan RPKAD dipanggil Komandan Pasukan PBB, jendral Kadebe Ngeso dari Ethiopia.
Sang Jendral memuji kesuksesan dan kecerdikan Pasukan KONGA III.

.

Heroik bukan?
Seandainya ada yang memfilmkan kisah ini, tentu filmnya akan meledak dan mengharumkan nama TNI dan Indonesia.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun