terdengar sahutan pengeras suara dari masjid
dihiasi teriakan membangunkan sahur
senyap terbenamkan lantunan bacaan Al-Quran
ketika masjidku terasa sempit
setiap kali shalat berjamaah ditegakkan
ketika adzan maghrib
terasa begitu khidmat dinantikan
saat berduyun-duyun jamaah ke masjid
bahkan sekedar mengikuti pengajian
ramadhan mengubah semuanya
menjadi indah seketika
salat tarawih belasan bahkan puluhan rakaat
menjadi terasa ringan bagi kami
ucapan istighfar dan dzikir
menjadi perkataan kesukaan kami
ketika acara televisi
berubah menjadi sarana dakwah
untuk sementara lagu cinta
digantikan dengan lagu religi
ketika busana muslim menjadi trend mode
saat perempuan lebih senang berkerudung
tanpa berkelit seperti biasanya
kini dengan kesadaran diri menutup aurat seluruhnya
ketika harga kebutuhan naik
namun pedagang dan pembeli masih bisa tersenyum
saat orang tua menjadi lebih bersemangat
mencukupi kebutuhan anaknya
kotak amal masjid menjadi benda yang dinantikan
untuk diisi dengan yang tak biasa
lebih banyak yang mengisinya
lebih banyak pula isinya
ketika tak ada yang mempermasalahkan
tentang aroma bau mulut
ketika semuanya rela mengikhlaskan
nyenyak tidurnya digantikan sahur
sayangnya ramadhan cuma sebulan
seusai ramadhan usai pula keindahan ini
bersama setan yang lepas dari belenggu
bagaikan neraka kembali menghiasi dunia
mengapa sabar selama ramadhan
tak dilakukan juga setiap bulan
mengapa hati yang dermawan
hanya menjelma di bulan ramadhan
kurindukan kembali masjid yang terasa sempit
walau berpeluh dan berhimpit
sungguh aku mendambakannya
saat shalat berjamaah tak sekedar satu saf saja
ketika tahajudku kembali sepi
tak ada yang menemani
syahdu lantunan ayat suci Al-Quran
hanya terdengar ketika kubaca
terasa tak ikhlas melepas ramadhan
walau idul fitri membahagiakan hati
saat orang-orang mengenakan baju baru
dan meninggalkan kebiasaan saat ramadhan
ramadhan bukan sekedar ganti baju
membungkus hati dengan kesholehan sementara
pertahankan iman dan taqwamu selama ramadhan
untuk bulan-bulan lain selanjutnya