Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan Pilihan

Sindiran Tuhan lewat Potret Masyarakat

25 Mei 2015   08:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:38 132 0
Banyak orang yang mengaku berilmu tapi bingung mau mengamalkannya . Akhirnya dia pun mencoba membuat sesuatu yang mungkin bisa membuktikan taraf keilmuannya . Dibuatlah tulisan-tulisan yang mengandung perkara nyeleneh dan dapat membuat orang lain untuk sekedar berkomentar sinis atau bahkan menhujat nya dengan komentar pedas sampai pada taraf yang sangat memprihatinkan dalam sebuah penilaian . Itu pun membuat si penulis ini semangat membalas dengan menggunakan senjata ampuhnya dan hujjah-hujjah yang telah dipersiapkan dengan matang sebelumnya .

Ada juga orang yang benar-benar alim . Mumpuni dalam segi keilmuan , kearifan dan berpengaruh didalam masyarakat . Mereka ini fokus untuk mendidik umat dengan cara mengkaji pengetauhan agama secara sambung dan bersanad . Serta kontinuitas dalam mengkaji suatu bidang ilmu . Terdapat satu yang disayangkan yaitu Menulis . Banyak sekali orang hebat , alim tapi tidak mempunyai sebuah karya pun yang dapat diwariskan dan bermanfaat untuk orang lain ketika tubuh telah menyatu kembali dengan tanah .

Ada lagi , sekelompok orang-orang yang hanya belajar agama lewat mbah Google . Belum pernah menyentuh sama sekali apa itu agama ? apa itu beragama ? , Belajar kepada ustad ustad didikan formal . Tiba-tiba dengan sombongnya datang untuk mengkafirkan inilah . Ini amalan yang tidak ada pada zaman Rosulullah SAW . Bid'ah lah dan segala bentuk penghukuman yang mereka lakukan kepada orang yang menurut mereka berbeda bengan " mereka " . Serta itu semua didasarkan pada akal mereka yang tidak berperikemanusiaan dalam berpikir . Satu yang membuatku tergelak , mereka ini anti terhadap kritik serta masukan dari orang lain . Mungkin merasa bahwa surga hanya milik mereka saja atau ingin menjadi mekelar surga ?

Tak kalah menarik , ada juga kelompok orang-orang yang peduli dengan lingkungan , tempat tinggal , dan negara . Biasanya mereka ini senang berda di panggung perpolitikan . Mempertahankan semaksimal mungkin aspirasi rakyat yang sudah seharusnya menguntungkan untuk rakyat , bukan untuk para pejabat rakus . Berjuang keras berupaya memakmurkan masyarakan bukan tambah menjerat masyarakat dalam jurang kesengsaraan .

Berbalik lurus dengan kelompok yang pro rakyat tadi . Mereka inilah orang-orang yang mengeruk keuntungan dari hasil jerih payah rakyat untuk kenikmatan diri mereka sendiri . Tanpa malu memakan dengan rakus uang rakyat yang mereka bayarkan melalui pajak negara . Tak terdapat secuil pun rasa bersalah ketika digerondol oleh pihak berwajib . Hanya senyum penuh bangga setelah sukses mengkibuli rakyat dengan kepintarannya .

Ada kelompok orang yang masih memegangteguh kepercayaan nenek moyangnya . Memilih tidak beragama . Hanya patuh terhadap para sesepuh dan alam raya . Menjadikan tradisi klasik sebagai budaya yang harus dilestarikan sampai kapanpun . Sebagian masih menjadikan hal-hal yang bersifat supranatural menjadi salah satu aktifitas sehari-hari mereka . Itu semua tak lepas dari siapa diri mereka secara pribadi , suku dan identitas mereka

Dalam tingakatan belajar pun terdapat beberapa golongan yang aktif ( dalam artian ikut eksis ) dalam jenjang ini . Pertama , anak-anak yang cenderung mempunyai otak yang lebih cemerlang kebanyakan pendiam , tidak terlalu aktif , selalu dalam keadaan belajar mereka sering disebut akademisi . Kedua , mereka ini para murid-murid yang aktik dalam organisasi , pandai bergaul , punya banyak jaringan dan yang pasti lebih cenderung dalam berorganisasi mereka adalah para aktivis . Ketiga yaitu mereka yang selalu terlihat lebih garang , palak sana , palak sini . Suka mencari perhatian dengan menunjukkan kenakalannya . Biasanya tidak terlalu suka belajar apalagi berorganisasi

Ada juga yang selalu bekerja keras siang malam , menguras keringat . Demi kelangsungan hidup keluarga . Mencarikan jalan apapun untuk melihat anaknya dapat makan , bersekolah dan berharap lebih baik dari mereka . Tak kenal lelah , tak kenal waktu hanya untuk mendapat sesuap nasi demi kebahagian keluarganya .

Beberapa kelompok ekstrimis tak lupa hadir dalam belantara skenario Tuhan yang unik ini . Banyak dari mereka yang melihat agama dari kacamata sempit atau bahkan terbalik . Menjadikan agama seakan sumber dari kehancuran , ketakutan bukan memperkenalkan agama sebagai cikal bakal dan hasil akhir dari kedamaian yang abadi . Apakah dengan menyakiti sesama saudara kita , bisa membuktikan atau bahkan menambah keimanan kita ? Apakah dengan pertumpahan darah dunia akan semakin aman ? . Mereka sekan lupa bahwa inti dari sebuah agama , khususnya Islam adalah menebar rahmat diseluruh alam bukan menebar kebencian antar umat .

Inilah beberapa potret kehidupan yang terjadi disekitar kita . Jika kita bisa lebih melihat kedalam dari perbedaan diatas . Kita pasti akan mengetauhi keindahan dari sebuah perbedaan . Perbedaan bukan sebab perpecahan tapi perbedaan adalah rahmat bagi kita semua . Semoga kita semakin sadar dengan berbagai sindiran Tuhan yang terjadi di depan mata kita .

Casablanca , 25 Mei 2015
Bocah Gemblung .

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun