Sekali persetua musim orang bermain layang-layang, maka segala orang muda-muda dan anak tuan-tuan semuanya bermain layang-layang berbagai rupa layang-layangnya. Maka Raja Ahmad, anak Sultan Mahmud Syah pun bermain layang-layang terlalu besar, seperti kajang sebidang besamya, dan talinya tali kail tenggiri yang besar. Apabila banyak layang-layang orang sudah naik, maka dinaikkan bagindalah layang-layang itu. Setelah dilihat orang layang-layang Raja Ahmad itu naik, maka segala orang banyak habis menurunkan layang-layangnya, kerana barang layang-layang yang tergesel oleh layang-layang Raja Ahmad itu putus. Maka Hang Isa Pantas pun membuat layang-layang kecil juga, talinya rami kembar tiga, maka disamaknya dengan samak kaca. Apabila Raja Ahmad menaikkan layang-layang, semua orang habis menurunkan layang-Iayangnya. Layang-layang Raja Ahmad pun berdekat dengan layang-layang Hang Isa Pantas, lalu bergesel. Maka tali layang-layang Raja Ahmad pun putus, jatuh ke Tanjung Jati (Shamad Ahmad, 1979:187)