Langkah kakiku perlahan memasuki areal peristirahatan dimana sehabatku terkasih memiliki sekapling rumah masa depan yang telah di huninya sejak 4 tahun lalu. Dia tidak mengajakku bersama. Hanya meninggalkan kenangan bahagia masa remaja. Dan kini, untuk pertama kalinya aku akan mengunjunginya. Membawakannya sebatang pohon kamboja merah yang dulu sekali pernah di pesannya. Saat dia masih bisa bicara, tertawa, bercanda dan marah-marah.
KEMBALI KE ARTIKEL