“..How does she knowwwwww…I love her………”Maya si burung Gereja, bernyanyidengan merdunya sambil bertenger di dahan pohon cemara. Kala senja hampir menjelang. Pandanganya menerawang ke angkasa seolah mengkhayalkan dirinya sebagai Amy adams yang sedang menari sambil bernyanyidi taman dengan di dampingi seorang pangeran tampan. “..How doI know…… she loves me, ..how do I know……”
“Berisik!”sentak sebuah suara.“Mending kalau merdu, suara macam petasan saja…..”
“A ha… penilaian yang Subjektif.Do I know u?” Maya berputar mencari si empunya suara hingga hampir saja tergelincir dari dahan pohon Cemara. Suara tanpa wujud itu mengingatkannya pada, “Oo… Hmmmm? Kamu kah itu? Hmmmm?”
Terdengan gumanan tak jelas, “Namaku bukan ‘ Hmmmm’ wahai Maya si burung Gereja! Namaku bukan ‘Hmmmm’.”
“Ok. Fine! Klu nama mu bukan ‘Hmmmm” lalu apa?”
“Hm…..Paksi!”
“Paksi?” Maya menggeleng tak percaya. “Paksi? Lalu bgaimana orang memanggilmu? ‘Pak’? ‘Si’? oh… kau mengingatkan aku pada lagunya Ikang Fauzi… ‘Pak si pak pak…preman—preman..wooo’.”
“Mayaaaaa!”
“Ya…Pak?” sahut Maya cepat.Tak ada sahutan. Mungkin si punya suara marah. Maya yg sebenarnya seekor burung berhati lembut menjadi terenyuh juga. “Ok..u know what? Let me find u a name. a nice name….”
“Seperti apa?”
“Hmmmmm…”
“Jangan ‘Hmmmm’ lagi…..!” sergah suara itu.
Maya tertawa, “tentu saja bukan. Kau ingin nama yg terkesan gagah bukan? Segagah suara mu?”
“Ya.”
“Bagaimana klu nama Pahlawan/ pejuang/ksatria? Seperti…. Archilles, Arjuna, Bima, Brama Kumbara, Jaya baya, Dirgantara, Gatot Kaca, Arwana….oups Arwana? ”
“Tak mo. Yang lain?”
“ ehm..Zeus, Poseidon, Agustus, Constantine, Neptunus, Uranus, Pluto…. ? “
“Tak mo.”
“Hei… kenapa tak mau? Pilih lah salah satu. Itu nama2 orang hebat yang di kenal sepanjang zaman,” ucap Maya.
“Aku ingin sebuah nama yang hanya menjadi miliku. Yang apabila orang mendengar nama itu, mereka membayangkan diriku. Bukan para ksatria/pahlawan yang kausebutkan tadi. Memangnya aku ini jalan?”
“Waduh..susah klu begitu! Semua nama sudah terpakai habis. Seharusnya kaumencari ketika jatah nama masih banyak yang free dan belum di patenkan. Sekarang susah mencari nama yang orisinal….”
“Lalu bagaimana dengan namamu? ‘Maya’? orisinil kah?”
“Tidak. Tapi setidaknya mempunyai artiyang aku inginkan. Maya.. artinya tidak nyata, impian, abstrak. Aku ini hanya bayangan. Sekarang aku adalah burung Gereja, besok…dulu…siapa yang tahu.Bagimu aku adalah Maya.Tapi bagi yang lain…?”
“Baiklah klu begitu. Berilah aku sebuah nama yang ketika kau memanggilnya kau hanya membayangkan aku. Bukan yang lain..dan bukan lagunya Ikang Fawzi…”
Maya berpikirsejenak, “Hfy. Aku akan mrmanggilmu Hfy.”
“Hfy? Kenapa Hfy?
“karena panggilan itu mengingatkan aq pada kekasihku, pujaan hatiku, belahan jiwaku….yang senyumnya dan tatapan matanya membuat hatiku bernyanyi”
“oh…”
“Kenapa ‘Oh’? tidak suka ya?”
“hmm.. bukan begitu,,tetapi…”
“Shhhttt….cukup. pokoknya aku akan memanggilmu Hfy. Suka atau tidak suka…engkau adalah Hfy bagiku. So, face it!” Maya terbang berputar-putar sesaat, sebelum akhirnya dia bersalto di udara dan..”Bye…Hfy. See you later!!”
(http://meyshalestari.blogspot.com)