Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe Pilihan

AADC 2002-2014: Rangga Tidak Memberikan Harapan Palsu

15 November 2014   15:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:45 1085 4
Gara-gara banyak komentar mengenai Rangga yang sungguh terlalu memberi harapan palsu kepada Cinta. Saya jadi penasaran dengan AADC 2002. Jadi saya nontonlah sekali lagi karena saya sudah lupa-lupa ingat karena nonton sekilas saja, berhubung dulu waktu remaja saya tidak terlalu hobi nonton film romantis, takut kalau saya ada keinginan untuk pacaran sementara saya masih kecil. Di samping itu saya lebih suka mencari film yang menampilkan selera fashion yang bagus. Ahahaha.

Setelah menonton AADC 2002, saya menduga ada alasan mengapa Rangga nampak memberi harapan palsu, meski sebenarnya menurut saya Rangga sama sekali tidak memberi harapan palsu. Ini alasan-alasannya:

1. Di AADC 2002 ada dialog di mana Rangga mengatakan bahwa Cinta itu perempuan yang tidak memiliki prinsip, segala tindakannya berdasarkan apa yang teman-temannya mau. Berdasarkan itu, meski Rangga mencintai Cinta, tentu Rangga yang seorang sastrawan di mana seorang sastrawan dikenal bukanlah pribadi yang berwawasan sempit yang tentunya akan mempertimbangkan faktor-faktor yang bisa saja mengubah perasaan seseorang. Sehingga Rangga ragu bahwa Cinta akan setia menunggunya. Rangga khawatir karena pengaruh teman-temannya Cinta akan berpidah ke lain hati. Dan bisa jadi ada saat-saat tertentu Rangga meyakini bahwa kemungkinan besar Cinta sudah bersama dengan orang lain.

Jika pertanyaannya, mengapa Rangga tak memastikannya saja? Bisa jadi Rangga benar-benar takut memberi harapan palsu karena ia pun belum tahu bahwa apakah ia benar-benar akan kembali ke Indonesia atau tidak mengingat ia mungkin sudah sangat jatuh cinta pada dunianya sendiri dan sayang untuk meninggalkannya. Sementara menurutnya, Cinta mungkin lebih baik jika bersama dengan orang lain yang lebih pasti daripada selalu menunggu dirinya yang sulit memberi kepastian. Seorang pujangga benar-benar menyadari bahwa tak ada yang pasti di dunia ini.

Kesalahan terbesarnya hanyalah ia pernah memberikan buku diarinya kepada Cinta yang sebenarnya hanya ia yang perlu mengetahui itu sementara itu ia belum menjalani realita yang sesungguhnya. Yang saya yakini bahwa memang tidak ada rencana bagi Rangga untuk memberikannya.Ia memberikannya tanpa pikir panjang di mana waktu sudah mengejarnya untuk segera berangkat karena saat itu ia hanya mengetahui bahwa ia tidak ingin meninggalkan Cinta dalam kesedihan.


Jadi, menurut saya, sesuatu yang berhubungan dengan janji, biarlah itu terpatri dalam hati masing-masing sambil menjalani hidup yang nyata tanpa berharap terlalu banyak. Sayangnya, Rangga membiarkan Cinta membaca apa yang ia camkan dalam hatinya yang bagi Cinta itu merupakan sebuah harapan yang pada akhirnya menjadi bumerang bagi Rangga.

2. Di AADC 2002, cukup jelas bahwa Rangga merupakan pribadi yang memiliki prinsip. Mengingat pribadi yang memiliki prinsip sangat tinggi harga dirinya. Beberapa adegan di AADC 2002, Cinta banyak mengungkapkan bahwa Rangga sangat sulit untuk minta maaf. Itu juga bisa dilihat di AADC 2014, Rangga baru meminta maaf ketika di saat-saat terakhir ia akan berangkat. Perlu digarisbawahi bahwa seorang yang memiliki prinsip merasa dirinya tidak pernah salah dengan apa yang ia yakini meski ia tidak sadar bahwa bisa jadi ia sudah menyakiti orang lain. Ia menjadi lupa mengenai sesuatu yang berada di luar dirinya.

3. Dan dari setiap adegan cukup jelas bahwa Rangga termasuk seorang yang berkepribadian introvert, di mana ia selalu menyendiri, tidak terlihat memiliki teman kecuali petugas sekolah. Belum lagi ditambah seorang yang memiliki kebiasaan menulis apalagi berkepribadian intovert sangat sukses membentuk seseorang yang sulit untuk terbuka selain kepada orang yang membuatnya nyaman, sebab ia memiliki media untuk menumpahkan uneg-unegnya. Itu jelas dalam adegan di mana Rangga & Cinta di jalan saat Rangga mengaku bahwa ia tidak mudah terbuka pada orang lain kecuali orang terdekatnya.

Secara pribadi, saya mengambil kesimpulan bahwa meskipun Rangga mencintai Cinta, sulit baginya untuk menjadi orang pertama yang harus memulai. Jika pun ingin memulai, ia akan menggunakan cara yang tidak langsung.

Banyak sekali dialog di mana Rangga tidak pernah menawarkan Cinta meskipun ia sebenarnya ingin, ia lebih memilih menunggu inisiatif Cinta sendiri. Ia tak pernah mengatakan, "Apa kau mau ikut dengan saya? Kebetulan nanti malam saya ingin pergi." Ia hanya mengatakan, "Kebetulan nanti malam saya mau pergi" tanpa ada penawaran. Bahkan di bandara pun, ayahnyalah yang meyakinkan dia apa tidak ingin berpamitan dengan Cinta dulu? Rangga bukanlah pribadi yang aktif jika itu bersangkutan dengan perasaan.

3. Seorang yang berkepribadian introvert, cenderung egois, apalagi jika itu menyangkut prinsip, mungkin karena sulit membuka diri tapi bukan berarti cuek. Sehingga bisa jadiĀ  di New York membuat Rangga tenggelam dengan kesibukannya. Seorang yang berkepribadian introvert akan benar-benar menikmati apa yang ia lakukan sampai lupa dengan hal lain. Dan itu membawa kenikmatan tersendiri. Mengingat itu, bisa jadi ia berpikir bahwa hubungannya dengan Cinta akan menghalangi kariernya, jadi hubungannya dengan Cinta bisa ditunda dulu. Dan prinsipnya selalu lebih kuat daripada perasaannya.

Bisa kita lihat di AADC 2014, Rangga benar-benar sibuk sehingga tak ada waktu untuk pulang ke Indonesia. Cukup masuk akal mengingat ritme kerja orang luar cenderung lebih tinggi daripada ritme kerja orang kita.Jadi, saat Rangga ditugaskan ke Jakarta, hal pertama yang ia ingat adalah Cinta. Kelihatan dari ekspresinya yang mengisyaratkan bahwa itu merupakan kesempatan langka sekaligus kesempatan emas baginya.


Yang menjadi masalah adalah Cinta jatuh cinta pada pria yang berkepribadian seperti itu. Menurut Cinta di AADC 2002, Rangga itu unik -- tidak seperti pria pada umumnya.

Saya pernah membaca sebuah novel dan mendiskusikan karakter perempuan yang beretika, berpendidikan, perfeksionis malah jatuh cinta kepada seorang pria yang primitif, bicaranya kasar dan apa adanya. Sehingga saya memilih mendiskusikannya pada do'i. Do'i mengatakan bahwa kadang memang seseorang lebih tertarik dengan sesuatu yang tidak biasa atau bertentangan dengan dirinya, seperti kutu buku yang suka dengan pendaki gunung misalnya.

Jadi, saya menyimpulkan bahwa hidup ini akan terasa menggairahkan & cukup menarik jika memiliki tantangan. Apalagi jika grafiknya naik turun atau terus naik -- tidak statis.

Mungkin seperti itulah yang dirasakan Cinta. Ia tidak perlu menemukan seseorang yang perfeksionis seperti dirinya untuk ia cintai, karena ia sebenarnya cukup perfeksionis untuk memahami seseorang yang tidaklah perfeksionis.

Jadi, menurut saya, masalah cinta bukanlah masalah dengan siapa kita bersama, tetapi siapa yang selalu ada dalam hati kita.

Sehingga tidak salah jika Cinta mengatakan "apa beda satu purnama di Jakarta dan di New York?" karena ia menyakini bahwa sebenarnya ia selalu berada di hati Rangga.

So sweet. :D

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun