Kami duduk bersama-sama dengan beberapa sesepuh lainnya, membentuk setengah lingkaran. Bersama-sama memandang hamparan pemandangan yang setiap saat bisa dijadikan sebuah kamera yang bisa dizoom setiap saat, untuk menunjuk pada objek-objek yang dibicarakan. Bahkan arah pandangan bisa dipindahkan setiap saat dengan kapasitas lensa kamera yang tidak terbatas.
Aku masih diam sesaat dengan menautkan jari jemariku dalam satu genggaman tangan sambil menggerakkan bola mata, melihat ke sekeliling, menoleh ke kiri dan ke kanan. Memperhatikan wajah-wajah sesepuh, membaca apa yang ada di dalam isi hati mereka. Membaca pikiran dan perasaan yang bisa terlihat dengan jelas di wajah-wajah datar. Sesepuh-sesepuh yang sudah belajar banyak tentang pengendalian diri, pengendalian pikiran dan perasaan.