"Anakku, apa yang sedang terjadi dalam dirimu saat ini adalah sebuah penyakit yang sebenarnya berasal dari dirimu sendiri yang tidak pernah kau sadari. Kegalauanmu, kegelisahanmu, kekawatiranmu, dan tentu saja ketakutanmu dalam menghadapi kejadian-kejadian yang akan kau hadapi telah menghabiskan setengah dari energi yang kau miliki. Bayangan kekelaman dan kegelapan kehidupan yang pernah kau lalui selalu menghantui langkahmu. Dan kepalamu membatangkan bahwa kehidupanmu selanjutnya akan selalu gelap dan kelam seperti kejadian-kejadian sebelumnya. Tidak ada yang salah. Kami, para sesepuh mengerti dan memahami betapa tidak mudahnya bagian-bagian kehidupan yang telah kau lewati, sendiri dan penuh dengan duka lara. Tetapi kita sama-sama tahu bahwa kita tidak boleh berhenti sampai di sini, berhenti di tengah jalan, di keadaan negeri dalam persimpangan. Apapun yang terjadi, perjalanan dan perjuangan bathin negeri harus dilanjutkan. Yakinlah bahwa bayangan akan kejadian ke depan itu lebih menakutkan daripada saat engkau menghadapinya. Eh bukan begitu,
dink."
KEMBALI KE ARTIKEL