Bulir-bulir sepi telah memahat rindu di keningku
Guratannya abstrak menyelinap di antara suara malam yang parau
Izinkan aku mendengungkan sepi ini
Tentang syair-syair malam yang nampak lusuh
Tentang nyanyian sunyi yang terkapar di pelukan cahaya gemintang
Mengusir segala senyap yang mencumbu kesendirian ini
Mendekap hangat di perapian kasih yang hampir padam
Sepi ini begitu betah
Berdiri kokoh laksana gerbang pualam yang diam menyambut embun pertama
Seketika malam seperti mencabik-cabik asa menjadi serpihan bisu
Tak bisakah cerita ini mengakhiri catatannya
Yang akan kuganti dengan tiga puisi memuja cinta
Puisi pertama akan kupahatkan di punggung rembulan
Tentang cinta yang tak terpisahkan oleh jarak
Puisi kedua akan kugoreskan di kanvas langit
Tentang cinta yang tak lekang oleh waktu
Puisi ketiga akan kugantungkan di ujung bintang
Tentang cinta yang tak terusik oleh rindu