Saya masih ingat dengan jelas di era awal 80'an, ketika saya menyelesaikan SMA dan melangkah ke jenjang perguruan tinggi. Masa itu, perpeloncoan yang sering menakutkan digantikan dengan sesuatu yang lebih bermakna: Penataran P4(Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila). Kami, para mahasiswa baru, tidak lagi harus mengalami kekerasan atau penghinaan. Sebaliknya, kami duduk bersama, belajar, dan merenungkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Penataran P4 ini sangat intens. Kami menjalani 100 jam penataran yang tidak hanya membuat kami hafal 36 butir Pancasila, tetapi juga memahami dan menghayati setiap butirnya. Pancasila bukan sekadar kata-kata yang diucapkan, tetapi menjadi nafas dalam kehidupan sehari-hari.
KEMBALI KE ARTIKEL