Pagi itu, suatu hari di tahun 2004, saya duduk di dalam KRL dari Bintaro menuju pusat kota Jakarta. Cahaya matahari perlahan menembus jendela kereta, menciptakan bayangan yang bergerak-gerak di atas lantai yang sedikit kotor. Saya merasakan semangat baru di awal hari yang cerah ini, tetapi di baliknya, ada beban yang berat yang saya pikul.
Seseorang berdiri di samping saya, wajahnya penuh dengan keremangan. Saya terdiam sejenak, lalu tanpa sadar, saya memulai percakapan dengannya. "Apa yang sedang kamu pikirkan?" tanyaku padanya, mencoba memecah keheningan yang tercipta di antara kami.
KEMBALI KE ARTIKEL