Mohon tunggu...
KOMENTAR
Analisis Pilihan

Gap Generasional dalam Debat Cawapres 2024

22 Januari 2024   09:40 Diperbarui: 22 Januari 2024   10:12 415 21
Dalam gelaran Debat Cawapres 2024 Kedua tadi malam (21 Januari 2024), panggung demokrasi Indonesia menjadi arena pemaparan gagasan pembangunan berkelanjutan oleh tiga calon wakil presiden (cawapres). Setiap cawapres menyoroti fokus dan pandangan unik mereka terkait isu-isu penting seperti pertanian, energi terbarukan, dan dampak lingkungan. Berikut adalah sorotan dari masing-masing cawapres:

  • Muhaimin Iskandar (Cak Imin): Cak Imin menonjolkan peran negara dalam proyek food estate, menyuarakan penolakan terhadap proyek tersebut karena dianggap merugikan petani, melanggar hak masyarakat adat, dan memicu konflik agraria. Poin pentingnya adalah penekanan pada desa sebagai "titik tumpu pembangunan" dan dorongan untuk melibatkan petani, nelayan, peternak, serta masyarakat adat sebagai bagian utama dari program pengadaan pangan nasional. Cak Imin juga mengkritisi penanganan krisis iklim yang dianggapnya tidak serius, sambil menawarkan upaya peningkatan energi baru dan terbarukan.
  • Gibran Rakabuming Raka: Gibran menyoroti program hilirisasi pemerintah dan merencanakan perluasannya ke sektor pertanian, maritim, dan digital. Ia melihat potensi besar Indonesia dalam nikel, timah, dan energi baru terbarukan, dengan target capaian hingga 3.686 gigawatt. Gibran mendorong kerja sama penta-helix, melibatkan pemerintah, badan usaha, universitas, masyarakat, dan media. Rencananya juga mencakup peningkatan ketersediaan pupuk dan bibit yang mudah dan murah, reformasi agraria, peningkatan anggaran dana desa, dan pengembangan undang-undang masyarakat adat untuk mencapai keadilan.
  • Mahfud MD: Mahfud MD menekankan pentingnya keberlanjutan lingkungan dalam pembuatan kebijakan, menetapkan empat tolok ukur: pemanfaatan, pemerataan, partisipasi masyarakat, dan penghormatan terhadap hak-hak turun-menurun. Ia menentang program food estate dan berkomitmen pada program "petani bangga bertani" serta "di laut kita jaya, nelayan sejahtera." Mahfud MD menyoroti pentingnya tidak merugikan lingkungan dalam kebijakan pembangunan.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun