Dampak yang paling dirasakan yaitu sulitnya mendapatkan pasokan air bersih.
Seperti yang dialami warga kelurahan Kebon Jeruk, kecamatan Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung, juga dilanda kekeringan sejak sebulan terakhir.
"Sumur gali saya sudah kering akibat kemarau saat ini, meskipun ada sedikit air, tetapi kualitas air sumur gali tersebut tidak bagus dan tidak layak konsumsi,)". Kata salah satu warga kelurahan Kebon Jeruk, Tanjung Karang Timur
Meskipun demikian, warga masih bisa mengambil air bersih yang bersumber dari sumur bor milik beberapa warga setempat.
"Saya terpaksa menambah kedalaman sumur saya sengan cara di bor. Dari 20 meter menjadi 60 meter," kata Budi, warga kelurahan Kebon Jeruk, Tanjung Karang Timur, Jumat (27/9/2019).
Ia berharap, setelah adanya penambahan kedalaman sumur miliknya, selanjutnya sumur ini tidak mengalami kekeringan, agar dapat memenuhi kebutuhan rumah tangganya dan dapat berbagi air kepada warga setempat yang sedang krisis air bersih.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau masih bisa berlanjut sampai awal November 2019.
Meskipun demikian, banyak harapan masyarakat agar hujan segera turun, supaya pasokan air kembali tercukupi, yaitu dengan cara melaksanakan sholat Istisqo, agar cepat diberikan hujan oleh Allah SWT.