Asetaldehid merupakan senyawa karsinogenik yang banyak ditemukan dalam minuman beralkohol dan pencetus kanker pada esofagus dan kanker mulut (Journal of Experimental & Clinical Cancer Research 6 Januari, 2011). Tim peneliti Jerman dan Rusia pernah mengevaluasi peran asetaldehid dalam minuman beralkohol yang merupakan penyebab kanker mulut. Mereka membagi beberapa saliva yang telah terkontaminasi asetaldehida melalui minuman beralkohol yang berbeda (bir, anggur, cherry, vodka, calvados, grape marc, tequila). Mereka menemukan bahwa berkumur setelah 30 detik dengan beragam minuman ini meningkatkan jumlah konsentrasi asetaldehid dalam saliva (rata-rata 353 microM), dan konsentrasi rata-rata menurun pada 2 menit (156 microM), 5 menit (76 microM), dan 10 menit (40 microM). Riset lainnya yang dilakukan pada subjek relawan, setelah mengkonsumsi alkohol tipe vodka ditemukan pecahnya ikatan DNA hingga 100x lipat dan levelnya juga meningkat dalam sel darah. Riset ini membuktikan bahwa alkohol bersifat karsinogenik karena alkohol di dalam mulut diubah menjadi asetaldehid dalam setiap level frekuensi konsumsi alkohol. Walaupun beberapa individu (hanya 30 % ras Asia) ada yang memiliki enzim (alkohol dehidrogenase) yang mempunyai kemampuan memperbaiki DNA yang rusak, namun kenyataannya lebih banyak yang tidak mempunyai sehingga bila sudah rusak berpotensi memicu resiko terjadinya kanker.
Selain itu, menurut para peneliti dari Columbia University Medical Center dan Harvard School of Public Health, wanita yang mengkonsumsi sejumlah besar minuman beralkohol dan mengkonsumsi rendah folat memiliki tiga kali resiko lebih besar terkena kanker mulut dibandingkan wanita yang juga minum alkohol tapi memiliki asupan folat yang tinggi (Cancer Epidemiology Biomarkers and Prevention, Oktober 2010, Vol. 19:10). Peneliti dari Columbia University juga mengatakan perokok berat dan pencandu alkohol beresiko tinggi terhadap perkembangan kanker leher dan kepala pada wanita. Semakin banyak wanita meminum minuman beralkohol, semakin bertambah zat asetaldehid yang dibuat di dalam jaringan epitel, akibatnya terjadi kekurangan zat asam folat yang penting untuk tubuh khususnya wanita hamil. Untuk itulah pada wanita hamil tidak diperbolehkan mengkonsumsi minuman alkohol karena akan menganggu perkembangan janin dimana folat salah satunya berperan penting dalam sintesa DNA. Disamping itu, Tingginya resiko kanker payudara pada wanita berhubungan dengan meningkatnya kadar estrogen atau hormon insulin yang diproduksi oleh hati setelah minum minuman beralkohol.
Sumber: DRBicuspids