Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh berkah. Semua umat islam melakukan ibadah puasa di bulan ini, tidak terkecuali saya. Banyak aktivitas khusus yang hanya dilakukan di bulan ini, salah satunya adalah sahur. Sahur adalah sebuah aktivitas makan pada dini hari yang dilakukan oleh umat islam yang akan menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadan. Sahur juga berfungsi sebagai pengganti sarapan di pagi hari, supaya mereka yang menjalankan ibadah puasa tetap memiliki energi untuk menjalankan aktivitas di keesokan harinya. Di daerah saya yang mayoritas semua warganya beragama islam, tentu tidak melupakan salah satu sunah puasa di bulan Ramadan ini. Sahur memiliki batasan waktu atau yang biasa disebut dengan imsak, yaitu waktu berakhirnya sahur, maka beberapa masyarakat di daerah saya yang kadang terlambat bangun sahur, akhirnya tidak sahur. Oleh karena itu, untuk menghindari hal tersebut, para pemuda di desa saya mempunyai inisiatif untuk membangunkan warga untuk sahur, agar tidak ada lagi yang terlambat untuk bangun sahur. Para pemuda yang tergabung dalam karang taruna memiliki dua metode dalam membangunkan masyarakat untuk sahur. Metode pertama adalah dengan memanfaatkan speaker toa masjid yang digunakan untuk menyerukan himbauan kepada para warga agar segera bangun dan melakukan sahur. Biasanya yang melakukan ini adalah para remaja masjid, mereka juga memberikan nada dalam seruannya, sehingga terdengar seperti nyanyian yang membuat terngiang-ngiang ditelinga, sehingga setelah para warga mendengarkan, akan segera sadar dan tahu, bahwa sudah waktunya bangun untuk sahur. Metode kedua, adalah menggunakan mobil yang sudah dipasangi salon (speaker besar, biasanya dipakai untuk acara hajatan mantenan atau sunatan) yang dikendarai mengelilingi desa. Mereka menyerukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh para remaja masjid yang menggunakan toa masjid tadi, bedanya adalah mereka menyalakan musik beralunan dangdut dan kadang juga musik DJ yang membuat orang yang mendengar menjadi bersemangat dan bergegas bangun untuk menjalankan sahur. Untuk metode kedua ini selain dari para remaja karang taruna, juga  berasal dari warga desa lain yang kebetulan melewati desa saya.
KEMBALI KE ARTIKEL