Jadi jelas, bahwa yang diwajibkan berpuasa adalah mukmin, bukan muslim. untuk apa, agar menjadi orang yang bertaqwa atau menjadi mutaqin. Kalau lulus itu juga, kalau tidak ya mengulang lagi minggu depan. Lalu kalau lulus, ya selamat, dan tentu tidak usah mengulang lagi tahun depan.
Lalu bagaimana untuk muslim seperti saya ini, apakah harus juga berpuasa? walaupun sejatinya tidak harus, tapi apakah mungkin atlet yang hebat dalam suatu pertandingan olahraga tidak melakukan latihan yang sungguh-sungguh, yang sangat keras bahkan seringkali lebih keras, lebih lama, dari waktu pertandingan yang sesungguhnya.
Sejatinya puasa adalah mengendalikan naluri, apa itu yang menjadi naluri manusia; makan, minum, sex dan tidur. tapi, kenapa suara-suara diluar menerangkan bahwa ketika berpuasa bahkan tidurnya pun akan mendapat pahala? mana kerasa lapar dan dahaga kalau lagi tidur? dan yang harus di cam kan, apakah bisa memenangkan pertandingan nanti, jika saja ketika masa-masa latihan, salah satu menu latihannya dihilangkan. alamaaakkkk......
selamat (latihan) berpuasa...........
