World Health Organization (WHO) sendiri telah menetapkan penyakit akibat virus ini sebagai pandemi global. Artinya, penularan dan ancamannya telah melampaui batas-batas antarnegara. Kewaspadaan berbagai negara dan masyarakat internasional pun semakin memuncak. Tingginya posisi Indonesia ini dihitung dari jumlah manusia yang terancam risiko kehilangan nyawa ketika terjadi bencana alam, non-alam dan bencana sosial, sementara pemahaman dan kemampuan penanganannya masih terbatas. Pemerintah pusat dan daerah telah mengeluarkan banyak kebijakan demi mencegah penyebaran Covid-19. Salah satu kebijakan yang dapat diambil adalah meliburkan sementara proses belajar-mengajar di sekolah dan universitas serta mengimbau mereka belajar di rumah.
Sebelum jauh melangkah ke penanganan eksternal, penanganan internal juga perlu diberi perhatian utama, seperti penanganan mental dan psikis masyarakat. Peran keluarga sangat penting di saat seperti ini karena kebijakan pemerintah mengharuskan masyarakat untuk tetap di rumah, dan interaksi unit terkecil (keluarga) yang hanya bisa berinteraksi dengan kita untuk saat ini. Peran keluarga sangat penting untuk menguatkan anggota keluarganya yang lain. Apalagi di saat seperti ini bukan hanya musibah tentang kesehatan yang dihadapi, tetapi juga masalah ekonomi dan sosial di lingkungan masyarakat. Masalah ekonomi yang dimaksud seperti PHK massal yang diakibatkan kebijakan pemerintah atas PSBB yang membuat pihak perusahaan minim pemasukan dan akhirnya mengurangi pengeluaran dengan mengambil langkah seperti PHK pekerja, sementara itu masalah sosial yang dimaksud adalah stigma masyarakat atas masyarakat lainnya. Karena gejala ini mirip dengan flu maka masyarakat lainnya akan saling menjauhi karena ketakutan yang luar biasa. Sebab media juga seringkali mempermainkan masyarakat, seperti adanya berita-berita hoax dengan sumber yang tidak valid dan terlalu melebih-lebihkan suatu informasi yang menyebabkan kepanikan dan kecemasan berlebih terhadap masyarakat dan menimbulkan imunitas menjadi turun.
Peran keluarga dalam menyemangati anggota keluarganya agar menghilangkan perspektif takut akan wabah saat ini akan berguna untuk menguatkan imun dan menjaga agar psikis keluarganya tidak terganggu, seperti peran istri yang menjaga pola makanan sehat agar daya tahan tubuh keluarga menjadi tetap stabil, menyemangati anak dan suaminya, peran suami yang membantu istrinya di waktu luang dan tetap menjaga interaksi sosial dalam keluarganya, serta peran anak yang tetap dirumah untuk membantu orang tuanya dan fokus untuk belajar online, serta tidak sering bepergian agar tidak menimbulkan hal yang tidak diinginkan terjadi. Selain itu anggota keluarga juga bisa saling mengingatkan agar tidak keluar rumah, menjaga kebersihan, selalu mengonsumsi makanan sehat, serta mengingatkan anggota keluarganya agar tetap tenang dan tidak panik dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini.
Interaksi sosial dalam keluarga dapat memberi kekuatan atas musibah yang dihadapi, karena seperti kita ketahui bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan pasti memerlukan bantuan orang lain, orang lain yang paling terdekat saat ini yaitu keluarga kita sendiri. Saling menguatkan antar keluarga itu penting sebagai wujud pertahanan diri dari pikiran-pikiran negatif yang dapat mempengaruhi psikis dan menurunnya imunitas tubuh, jika imunitas turun maka penyakit akan lebih mudah mengenai kita, apalagi disaat maraknya wabah Covid-19 saat ini.
“Tetap semangat, jauhi pikiran negatif, eratkan peran keluarga, dan tetap #dirumahaja”.