Presiden Republik sebagai manifestasi Maharaja Nusantara (sebelum republik), yang disematkan gelar dari Satria hingga Begawan di dadanya, sehingga berwibawa besar dan berkesaktian mandraguna tinggi sesuai pada masanya. Lancanglah kami ketika kami ini mengingatkanmu, mengingat kerakyatan kami ini. Tetapi nabi yang biasanya ada mengingatkan pun tak hadir-hadir, sedang kami lama menunggu. Entah dimana nabi itu mungkin sudah bosan atau sedang disingkirkan/ditolak karena "tidak-sama" dan kuno dan menyesatkan.
Oughh... Bapak Presiden...
Ingatkanlah pada kami siapa/apa sesungguhnya jatidiri bangsa ini? Jika katanya dahulu bangsa ini adalah bangsa yang elok dan dahsyat, lalu kemana warisan leluhur bangsa yang besar itu?
Sepertinya perpecahan sedang membayang-bayangi negeri ini, bukan saja pada mahkotamu. Jika benar akan terjadi maka bukan saja jiwa Maharaja titipan para raja dan tua-tua negeri ini yang akan mati, bumi yang rakyatmu injak pun akan mati!