Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Memahami Pertempuran Antar Papa

22 November 2015   19:05 Diperbarui: 22 November 2015   20:37 803 1

(1) Siasat Jahat Bancakan

Setya Novanto, Reza Chalid tak menduga pembicaraan dengan Maroef Sjamsoeddin direkam. Keduanya pasti makin kaget karena yang membuka rekaman adalah Sudirman Said, menteri ESDM. Beda dengan Novanto atau Reza.

Padahal Novanto, Ketua DPR dan Reza Chalid sudah membayangkan gurihnya bancakan 20% saham PT. Freeport Indonesia, yang kalau diuangkan senilai Rp27 Triliun. Walaupun tujuh kali kamu dihidupkan lalu dimatikan lagi, uang segitu banyaknya dijamin tidak bakal bisa masuk ke rekeningmu. 

(2) Koalisi Minta Persen Bersatu

Pukulan Sudirman yang menohok Novanto ini telah memaksa pimpinan DPR yang lain untuk menjadi pembela Novanto. Duo Fahri Hamzah dan Fadli Zon langsung pasang badan. Seakan keduanya juga bakal kecipratan kalau saham Freeport benar-benar di tangan mereka. Trio ini telah berubah menjadi Trio Sefaham (Setya Novanto, Fadli Zon dan Fahri Hamzah). Ketiganya bahu membahu menutupi kebusukan. Trio Sefaham ini juga berhasil menyeret Koalisi Merap Putih untuk membelanya. Tak kurang Panglima KMP Prabowo Subianto, Amien Rais, Presiden PKS Shohibul Iman, Djan Fariz, Aburizal Bakrie pun turut memberi sokongan dengan member stempel: tidak ada pelanggaran penipuan yang dilakukan Setya Novanto yang meminta saham Freeport dengan mencatut nama Jokowi dan Jusuf Kalla. Jadilah koor KMP ini lebih pas disebut Komite Minta Persen. 

(3) Luhut-Rizal Cuci Tangan, Ikut Salahkan Sudirman. 

Pendukung Setya bukan hanya dari parlemen tapi juga dari dalam pemerintahan. Luhut Panjaitan, nama yang banyak disebut di dalam rekaman, salah satu yang menjadi pembela terselubung Novanto. Mula-mula Luhut menyebut tindakan Sudirman yang melapor ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) adalah tindakan pribadi dan tanpa dilaporkan ke presiden. Luhut telah sukses menggeser isu Papa Minta Saham menjadi isu ketiadaan restu dari Presiden untuk Sudirman Said. Jangan heran kalau Luhut juga tidak tertarik melaporkan pencatutan namanya ke polisi. Luhut berkilah tidak punya waktu untuk melaporkan. Luhut benar-benar sibuk!

Demikian pula Rizal Ramli, sohib kental Luhut, juga menegaskan kalau urusan minta saham adalah ibarat sinetro tawuran antar gank. Rizal yanh sudah lama berseteru dengan Sudirman Said ikutan memberi jab-jab kecil ke Sudirman Said. 

(4) Membelokkan Isu Pencatutan Nama. 

Operasi besar-besaran Koalisi Minta Persen (KMP) telah melibatkan banyak kelompok dan public relation yang dibekali anggaran besar oleh bekas juragan Petral, M. Reza Chalid. Mereka bahu membahu dengan membuat frame tidak ada pencatutan dan makelar saham Freeport, sembari menyodorkan frame baru adanya pertarungan antar makelar yang bergerak tanpa restu Presiden. Maka dimunculkanlah skenario dalang di belakang Sudirman Said adalah Arie Soemarno, kakak kandung Rini Soemarno. Klik Sudirman dan keluarga Soemarno ini disebut-sebut untuk mentupi persetujuan perpanjangan kontrak Freeport. Padahal yang dilakukan Sudirman, termasuk dalam surat yang beredar kepada Freeport bukanlah menyetujui perpanjang kontrak yang akan berakhir 2021 tapi memberi kesempatan Freeport tetap beroperasi sampai 2019 (untuk dimulainya perundingan).

Langkah Sudirman yang melaporkan pencatutan nama Jokowi oleh Setya Novanto justru untuk melindungi kepentingan rakyat dari para mafia tambang yang ingin mencaplok dan mendapat saham Freeport tanpa modal. Koalisi Minta Persen, baik yang di DPR maupun yang di pemerintahan, sedan merencanakan pesta bancakan saham Freeport untuk mengembalikan ongkos yang hilang selama pilpres. Dengan mendapatkan saham Freeport, koalisi tidak perlu setor modal ke Freeport, sebab penyertaan saham bisa dilakukan melalui penerimaan deviden. Di kemudian hari saham yang dimiliki koalisi ini bisa dijual (termasuk dijual ke Freeport) untuk mendapatkan dana segar. Modus lama yang biasa mereka mainkan dalam merampok saham secara gratis. 

Sementara PDIP gamang dalam perseteruan ini. Sudirman dianggap membuyarkan agenda politik PDIP yang ingin menggusur Rini Soemarno (termasuk memakai kasus Pelindo dan menjatuhkan RJ Lino). Selain Nasdem, semua partai pendukung pemerintah galau dalam mengambil sikap. 

(5) Sikap Jokowi 

Jokowi terjepit di antara pertarungan elit oligarki. 

Baron-baron poitik di dalam maupun di luar pemerintah tengah bergotong royong mengubah kemudi haluan. Koalisi besar tengah bekerja membalikkan opini bahwa yang salah adalah Sudirman, Jokowi, JK. Mereka hendak cuci tangan dari rencana jahat merampok saham Freeport. 

Posisi Presiden Jokowi sendiri dalam berbagai pernyataan sudah sangat tegas, yaitu 1) Presiden belum mengambil keputusan apapun soal Freeport karena ada koridor PP yang mengharuskan pembicaraan baru bisa dimulai pada tahun 2019, dua tahun sebelum habis kontrak 2021. 2) Keputusan soal Freeport harus memperhatikan kepentingan nasional dan harus digunakan sebesar besarnya untuk kemakmuran rakyat. 3) Jokowi meminta kenaikan royalti, dilaksanakannya divestasi, pembangunan smelter di Papua, meningkatnya kandungan lokal dan meningkatnya dana pembangunan Papua.

(6) Freeport yang Terancam 

Kehebohan saham Freeport ini juga tidak terlepas dari langkah manajemen Freeport yang road show mencari dukungan supaya kontrak tetap diperpanjang. Freeport ketemu banyak politisi, main gosok kanan kiri untuk suaru usaha cipta kondisi agar Presiden Jokowi akan memperpanjang kontrak karya. Freeport tahu kalau yang mengambil keputusan diperpanjang atau tidak kontrak adalah presiden, bukan yg lain. 

Akibat Freeport berdagang kesana kemari, barangnya dibeli makelar tambang. Dosa Freeport ini juga harus dipertanyakan. Padah sedari awal, urusan investasi adalah urusan pemerintah bukan politisi. 

(7) Dorong Sidang Terbuka MKD 

Kini kita tahu siapa gajah yang sedang bersekutu memamahbiak saham Freeport. Agar semua terang benderang, tidak ada alasan sidang MKD dibuat tertutup. Sidang terbuka MKD adalah keharusan. Jangan biarkan politik transaksional terjadi di meja Ketua MKD. Potensi patgulipat, kongkalikong bisa terjadi untuk menyelamatkan Setya Novanto. Dengan duit tak terbatas hasil merampok BBM, Reza Chalid akan menyelamatkan semua pihak. Di atas semua pertarungan harus didorong agar Setya Novanto dicopot sebagai ketua DPR, polisi bergerak atas pencatutan nama presiden dan wapres, dan pemerintah memaksimalkan negosiasi kontrak karya Freeport untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat Indonesia. 

Setya Novanto sudah cacat sebagai pimpinan lembaga tinggi negara. Rekam jejak Setya Novanto sudah buruk. Bukan kali ini saja ia menjadi ketua sindikat papa minta saham, kasus-kasus sebelumnya yang melibatkan namanya sudah bau busuk. Ini kasus yang pernah melihatkan namanya: 

1. Setya Novanto yang kala itu menjadi Dirut PT Era Giat Prima (EGP), perusahaan bentukan Setya bersama Joko Chandra  terlibat dalam kasus perjanjian pengalihan (cassie) Bank Bali yang total nilainya mencapai Rp 3 Triliun. Dengan dukungan sejumlah pejabat negara, Setya Novanto lolos dalam kasus ini. Sementara Joko Chandra masih lolos dan kini masih jadi buronan di luar negeri.

Oktober 2015 Setya Novanto dan Fadli Zon bertemu Joko Chandra membahas UU Tax Amnesty, yang nantinya akan menguntungkan pengusaha yang dananya diparkir di Singapura. Para pengusaha di bawah koordinasi Joko Chandra siap membayar 1% dari dana yang masuk ke Indonesia jika UU itu diloloskan.

2. Setya Novanto juga terindikasi tetlibat kasus PON ini. Sebelumnya, Setya Novanto telah diperiksa oleh KPK terkait kasus PON Riau pada 29 Juni 2012. Setya Novanto diperiksa sebagai saksi dalam kasus pemberian hadiah terkait perubahan Perda Provinsi Riau nomor 6 tahun 2010.

3. Kehadiran Ketua DPR Setya Novanto di konferensi pers untuk kampanye bakal calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, di New York, pada 3 September 2015 yang membuat heboh Indonesia itu, juga secara tak langsung mengungkapkan sisi lain dari SN. Saat berjabat tangan dengan Trump mengenakan jam tangan mewah “Richard Mille” seharga Rp 2 Miliar. 

4. Setya Novanto diduga juga pernah mengancam akan membunuh Muhammad Nazaruddin bila ia tak mau tutup mulut.

5. Pada tahun 2010 Setya Novanto diberitakan terlibat kasus penyelundupan beras impor dari Vietnam sebanyak 60 ton.

6. M. Nazaruddin juga menyebutkan adanya keterlibatan Setya Novanto dalam proyek E-KTP di kementerian dalam negeri.

7. Nama Setya Novanto sudah ada beberapa di Mahkamah Kehormatan DPR RI:

  • Foto selfie dengan Donald Trump
  • Menggunakan plat mobil RI-6 pada mobil mewahnya
  • Memakai masker saat menyanyikan lagu Indonesia Raya
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun