Dibuat Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Manajemen Strategi
Nama : Andi Berkat Mendrofa
Nim : 2244000150
Prodi : Manajemen
Asal Kampus : Universitas Potensi Utama
Pendahuluan
Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor kunci dalam menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan harmonis. Karyawan yang merasa puas dengan pekerjaannya cenderung memiliki tingkat motivasi, loyalitas, dan produktivitas yang lebih tinggi. Sebaliknya, ketidakpuasan kerja dapat memicu berbagai masalah, seperti tingginya tingkat absensi, turnover, dan konflik di tempat kerja. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan kepuasan kerja menjadi prioritas utama bagi manajer dan pemimpin organisasi.
Manajemen strategi memainkan peran penting dalam menentukan arah dan tujuan organisasi, serta dalam menciptakan kebijakan yang mendukung kesejahteraan karyawan. Dengan pendekatan manajemen strategi yang tepat, perusahaan dapat merancang program kerja, lingkungan kerja, dan insentif yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan karyawan. Selain itu, strategi yang efektif juga dapat meningkatkan keterlibatan karyawan (employee engagement) dan menciptakan hubungan yang harmonis antara manajemen dan staf.
Isi
Pengertian Kepuasan Kerja dan Manajemen Strategi
Robbins dan Judge (2019) dalam buku Organizational Behavior mendefinisikan kepuasan kerja sebagai: "Perasaan positif yang muncul dari evaluasi pekerjaan seseorang, di mana perasaan ini terkait dengan bagaimana seseorang menghargai pekerjaan itu, serta bagaimana pekerjaan memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan mereka."
Locke (1976) dalam artikel The Nature and Causes of Job Satisfaction menjelaskan bahwa: "Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau positif yang dihasilkan dari penilaian pekerjaan atau pengalaman kerja seseorang."
Faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan kerja, seperti gaji dan pengembangan karir.
1.Gaji
Gaji adalah kompensasi finansial yang diberikan kepada karyawan sebagai imbalan atas pekerjaan mereka.
Equity Theory (Adams, 1963) menyatakan bahwa karyawan membandingkan gaji mereka dengan rekan kerja untuk menentukan apakah mereka diperlakukan secara adil. Ketidakadilan dapat menurunkan kepuasan kerja.
2.Pengembangan Karir
Pengembangan karir meliputi peluang bagi karyawan untuk meningkatkan keterampilan, kompetensi, dan jenjang karir mereka. Dimana dapat mempengaruhi kepuasan kerja:
Self-Determination Theory (Deci & Ryan, 1985) menyatakan bahwa individu memiliki kebutuhan untuk bertumbuh secara profesional dan pribadi. Ketika kebutuhan ini terpenuhi, kepuasan kerja meningkat.
Strategi Meningkatkan Kepuasan Kerja
1.Fokus pada aspek fisik (fasilitas kerja) seperti: Fasilitas Kantor, Kondisi Ruang Kerja, Keamanan dan Keselamatan Kerja dengan aspek fisik yang memadai maka akan berpengaruh terhadap kepuasan kerja seperti  Lingkungan fisik yang mendukung menciptakan kenyamanan, mengurangi stres, dan meningkatkan efisiensi kerja, Jika aspek fisik tidak memadai, karyawan dapat merasa kurang dihargai, yang berujung pada ketidakpuasan kerja.
2.Fokus pada aspek psikologis (hubungan interpersonal) seperti:
Hubungan dengan Kolega, Hubungan dengan Atasan, Komunikasi Efektif dan Budaya Kerja Positif dengan adanya hubungan interpersonal yang baik maka akan berpengaruh terhadap kepuasan kerja seperti, Hubungan interpersonal yang baik menciptakan rasa kepemilikan (sense of belonging) dan keamanan psikologis dan Konflik interpersonal atau budaya kerja yang toxic dapat memengaruhi kesehatan mental.
Tantangan dan Solusi dalam Implementasi Strategi
Tantangan yang sering dihadapi dalam Implementasi Strategi yaitu, Keterbatasan anggaran untuk program kesejahteraan, Resistensi terhadap perubahan di tingkat manajerial atau karyawan, Kurangnya komunikasi yang efektif
Solusi untuk mengatasi tantangan dalam Implementasi Strategi yaitu, Perencanaan strategi berbasis data dan survei kepuasan kerja, Mengutamakan komunikasi yang transparan dan inklusif dan Pelatihan bagi manajer untuk menjadi pemimpin transformasional.
Kesimpulan
Dengan mengintegrasikan manajemen strategi yang efektif ke dalam kebijakan organisasi, tantangan seperti keterbatasan anggaran, resistensi terhadap perubahan, atau kurangnya komunikasi dapat diatasi. Solusi seperti survei berbasis data, komunikasi inklusif, dan pelatihan kepemimpinan transformasional dapat membantu organisasi meningkatkan kepuasan kerja secara berkelanjutan.