dalam benak dan batinku
resah adalah rasa
yang mencabik-cabik emosiku
dan di bawah rindang pohon beringin ini
aku terus menggerutu
resah, resah, dan resah
mengapa tidak hilang
seperti bekas luka
di pergelangan tanganku
yang membekas
dan abadi
bersama, aku dan dia menghirup nafas
dari paru-paruku yang tersiksa
dan aku tak sanggup lagi berpikir
bagaimana cara tuk meninggalkannya