aku berdiri di ujung dan menanti
dahan, bunga, ranting,
dengan anggun berguguran
menyampah di antara kita
kering rupa mereka
sekering air matamu, air mataku
di jalan setapak yang kita lewati
kita berdiam diri
menikmati sinar matahari terakhir
yang kemudian sirna di kedua matamu
dan segala kegusaran
di hatiku dan hatimu
bertaut, sampai layu