Penelitian tidak lepas dari sebuah paradigma. Dimana menurut Thomas Kuhn (1962), paradigma adalah keterkaitan satu set asumsi tentang dunia sosial sebagai kerangka filosofis dan konseptual untuk studi tentangnya. Dan Kuhn menambahkan bahwa paradigma sebagai matrik disiplin yang memandang secara general asumsi, nilai, keyakinan dan contoh dari apapun yang mampu memberikan kontribusi kepentingan disiplin tertentu. Sedangkan Kristi (1998) menyebutkan bahwa paradigma adalah cara pandang tentang dunia, terkait mnyederhanakan kompleksitas dunia nyata.
Dalam penelitian paradigma juga mempunyai dimensi yaitu: Ontologi yang mana asumsi penting tentang inti dari fenomena dalam realitas atau dalam ranah penelitian. Epistimologi bahwa asumsi tentang landasan ilmu pegetahuan tentang bagaimana seseorang mulai memahami dunia. Metodologi bahwa asumsi bagaimana peneliti memperoleh pengetahuan dan Aksiologi. (Benzin & Loncoln, 1998).
Dalam penelitian paradigma memberikan gambaran tentang apa yang dianggap penting, dapat diterima akal sehat dan terdapat masalah. Paradigma mengarahkan peneliti dalampenggunaan teori dan konsep. Teori merupakan set proposisi yang sistematis dan berkaitan, dan dikembangkan (peneliti) untuk menjelaskan gejala-gejala tertentu. Konsep merupakan bagian (elemen ) dari teori yang menjelaskan tentang nama/label untuk mengklasifikasi.
Dua (2) paradigm besar dalam ilmu sosial yaitu:
1. Paradigma psitivistik/klasik
2. Paradigma interpretative/kontruktivistik