Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Tangisan Menjadi Doa

11 Desember 2023   13:16 Diperbarui: 11 Desember 2023   13:36 78 1
Ini bukan cerita, bukan juga dogeng pengantar tidur,
Bukan juga persepsik kami bangsa papua
Ini adalah fakta lealita yang terus dibungkam dan dibunuh.
Tentang ketidak adilan.

Sejak tahun kekuasaan kami direbut paksa negera indonesia,
Kami Semakin menderita, diludahi bhakan sebut kami sebagai monyet.


Pembunuhan terus terlaksana,
Demi mewujudkan hasrat negega.
Tanah warisan leluhur kami terus dirampas.
Pemerkosan menjadi darah daging negara.

Kami ditodong senjata, bukan dilindunggi
Kami dihukum mati, jika bersuara atas tanah kami.

Pelanggaran-pelanggaran HAM belum juga terselesaikan,
Biak berdarah,
Wasior berdarh,
paniai berdarah,
Abepurah berdarah.

Pejuang kami, kau tembaki senjata panas,
Thes Eluwai, Mako tabuni, Arnol Ap, filip karma,
Para intel TNI/PORLI Memburuh mereka bagaikan binatan buas diatas Alamnya sendiri.

Bukankah, negara kalian punya hukum,
Jika pembunuhan harus diadili hukum mati.
Kau negara bersifat boneka, yang tak mampu  mendidik dan mensejahterahkan.
Kau hanyalah menang dengan Amunisi senjata.

Jika sikap mayoritas kalian tidak menghargai perbedaan,
 suku, ras dan budaya,
Biarkan kami hidup mandiri bersama alam kami

Bukankah, setip orang punya hak hidup untuk menentukan nasib sendiri,
Maka biarkan kami menentukan masib kami sendiri
Kami tak mau semua itu terjadi,
Kami tak mau, alam kami dirampas, ras kami dibunuh habis olehmu

Namun apalah daya kami,
kami tak punya senjata untuk melawan.
Suara kami dibungkam,
Berbicara soal merdeka, ditembak mati olehmu
Hanya Tanggisan menjadi doa, agar misteri yang tersembunyi berkibar di ujung melanesia.

Karya jiwa perindu melky




KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun