"Kalau enggak berhemat, Ramadan belum berakhir, uang sudah habis."
Percakapan dengan seorang teman mengajak pikiran saya bertualang pada Ramadan tahun lalu. Betul, kalau tidak bisa mengatur keuangan, kita akan bingung sebelum Ramadan berakhir. Benar, kan, Teman.
Ramadan itu  menjadi berkah tersendiri bagi para pedagang musiman, apalagi pedagang yang menjual jajanan menjelang azan magrib. Nah, para ibu-ibu nih suka silaf mata. Apalagi kalau berpergian bersama anak-anak. Mereka mau membeli ini-itu.
Jika dituruti semua keinginan mereka, maka sepulang dari sana terasa banget kalau sisa uang hanya beberapa lembar saja. Yang berarti kita berhasil, berhasil menghabiskan uang dalam sekali belanja. Padahal masih ada yang harus kita lakukan dengan uang itu.
Agar keuangan keluarga terjaga selama puasa, maka kita harus benar-benar melakukan beberapa tindakan. Saya sendiri menerapkan di rumah.
1. Buat Skala Prioritas
Dengan keuangan dengan yang terbatas, kita harus memastikan membeli barang atau makanan yang menjadi prioritas atau utama. Terutama prioritas belanja kebutuhan pokok di awal puasa. Lalu, lanjutkan dengan kebutuhan lain yang harus disegerakan.
Sisakan uang untuk pembayaran listrik, air, gas, dan  uang darurat. Uang darurat ini  membantu keadaan 'genting', ya.
2. Dalam membeli atau membuat sesuatu seperti makanan jangan mubazir. Belanja secukupnya. Bila perlu catat semua kebutuhan yang ingin dibeli dan belilah apa yang diperlukan saja. Sebab, banyak orang yang tidak bisa membeli sesuatu untuk berbuka puasa.
3. Targetkan untuk berbagi meskipun sedikit. Tidak akan menurun keuangan kita dengan berbagi. Bahkan kita akan merasakan keberkahan dalam hal itu. Insya Allah membuat kehidupan kita berkah.
Saya pikir, setiap orang memiliki cara tersendiri agar keuangan keluarga terjaga. Jangan menghambur-hamburkan yang karena tidak semua orang memiliki uang. Bahkan mereka harus dibantu dan Ramadan ini semoga menjadi Ramadan yang berkah.