Asyik banget sih topik artikelnya kali ini @kompasiana.com. Entahlah, bagi saya, alam dan perjalanan adalah sesuatu yang menarik untuk diceritakan dan dibagikan kepada banyak orang. Secara saya tuh sebenarnya suka banget jalan-jalan, ya meskipun hanya jalan-jalan di sekitaran tempat saya saja.
Bicara soal traveling, saya pernah traveling ke sebuah pantai di Lampung Barat. Masa Allah, pemandangan pantainya tuh luar biasa menarik. Deburan ombak dengan perkiraan ketinggian lebih dari 1 meter membuat saya dan keluarga ingin segera sampai di bibir pantai. Namun, belum sampai di bibir pantai, pemandangan yang saya dapatkan berbeda.
Saat ingin meletakkan barang bawaan, kami bingung untuk memilih tempat. Bukan karena tidak ada tempat untuk menggelar tikar, bukan! Itu karena sampah ada di banyak bagian di bibir pantai. Astagfirullah, hati saya tidak menyukainya.
"Kok ada orang yang sudah ngabisin makanan dan udah dinikmati, eh seenaknya sendiri membuang plastik kemasan di sini." Itulah sekelibat pemikiran saya saat kemasan plastik gelas plastik terombang-ambing menuju bibir pantai.
Teman-teman, saya yakin bukan saya saja yang menyaksikan keadaan pantai yang kotor dan dipenuhi dengan sampah kemasan. Banyak di antara kita yang ikut merasakan ketidaknyamanan berada di sana. Perjalanan yang seharusnya terasa indah dan nikmat membawa rasa sedih yang tak terkira di hati.
Yang lebih menyedihkan saya adalah ada lebih dari 3 turis asing yang berselancar di pantai itu. Aduh, malu banget! Sebagai bangsa Indonesia yang seharusnya bangga dengan pemandangan lautnya, rasa miris pun saya rasakan.
Padahal nih, kita bisa banget loh membantu agar tempat wisata yang menjadi kebanggaan kita itu menjadi destinasi wisata yang dicari oleh wisatawan asing. Untuk membuat suatu tempat wisata yang layak dibanggakan, saya yakin semua orang mampu melakukannya. Asal semua bahu-membahu melakukannya.
Berikut ini cara yang saya lakukan selama ini dalam berjalan-jalan mengunjungi suatu tempat. Dalam perjalanan itu, saya harus ingat bahwa perjalanan alam yang akan saya temui itu betul-betul perjalanan yang tidak terduga. Termasuk dalam hal tempat beristirahat, tempat makan, tempat untuk mengeluarkan hajat (kotoran). Oleh karena itu, kita harus mempersiapkan semuanya.
Pertama, persiapkan bekal makanan dan minuman yang dibawa dari rumah sehingga tidak ada kesempatan dan kepentingan kita untuk membeli makanan di tempat wisata tersebut. Apalagi harga makanan di sana akan berlipat ganda dari biasa dibeli di warung.
Kedua, Jika pun harus membeli makanan atau minuman kemasan, pastikan kemasan itu dibuang pada tempatnya. Jika tidak ada, maka simpan dulu kemasan itu dalam tasmu. Setiap kemasan yang kita gunakan sedikit atau banyak akan menyumbang sampah di alam. Tentu saja akan berdampak pada alam dan pemanasan global.
Ketiga, perhatikan aturan yang ada di tempat yang kita kunjungi. Setiap tempat wisata pasti ada aturan bagi pengunjung yang datang. Taati aturan itu, ya. Apa pun aturan yang diberlakukan, semuanya akan memberi kebaikan bagi pengunjung.
Keempat, jangan melakukan tindakan vandalisme. Merusak alam seperti mencoret-coret bagian bangunan yang ada di tempat wisata adalah perilaku buruk. Kita sebagai seorang tamu yang datang ke sana harus menjaga perilaku. Bersikaplah sopan meskipun dengan alam.
Kelima, ketika akan meninggalkan tempat wisata, pastikan tidak ada yang tertinggal di sana. Periksa kembali bawaan kita, termasuk sampah yang kita hasilkan.
Saya yakin jika masing-masing dari kita peduli dan mau menjaga alam, maka alam ini pun akan memberikan kita keindahannya. Alam ini begitu peka. Alam tahu kita butuh traveling untuk mengatasi kejenuhan terhadap rutinitas kerja kita. Dia menunjukkan keindahan lautnya yang biru, pepohonan yang rindang, buah yang beraneka rasa kepada kita sehingga kita pun harus menjaganya agar tetap lestari.
Saya bangga berwisata di Indonesia karenanya bentuk kebanggaan saya akan saya tunjukkan dengan sikap yang baik pada alam. Tak harus berwisata ke luar negeri karena di Indonesia Aja pun banyak tempat wisata alam yang patut untuk dikunjungi. Setiap tempat wisata pun menyimpan sejarah yang membanggakan. Kalau bukan kita, lalu siapa lagi yang harus membanggakan wisata Indonesia ini?