Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Rahasia Daster Batik Ibu

3 Oktober 2021   16:26 Diperbarui: 3 Oktober 2021   16:50 122 7


"Dih, batik udah kusam bin kucel bin kulehek aja masih dipakai, Bu. Apa enggak punya daster lain sih?" tanya pak Yanto kepada Marni istrinya di suatu pagi.

Marni tersenyum manis, semanis teh yang disuguhkannya pagi ini. Sudah beberapa kali Yanto menyindir batik kesayangan Marni itu, tetapi selalu ditanggapinya dengan senyum. Entah hari ini, Marni ingin sekali mengomentari ucapan suaminya itu.

"Loh, Pak. Daster ini kan Bapak yang beli. Apa enggak suka kalau Ibu terus memakai daster ini?" tanya Marni seolah ingin mengingatkan sejarah batik ini kepada suaminya.

"Bapak ingat, daster ini kan Bapak beli sebagai hadiah ulang tahun pernikahan kita yang pertama?" tatap Marni kepada suaminya.

Yanto diam dan terkenang dengan kenangan dua tahun lalu. Berarti sudah 3 tahun mereka menikah. Marni sangat sayang dengan batik pertama yang dibelikan Yanto.

Setelah tahun pertama pernikahan, Yanto selalu membelikan Marni daster batik. Yanto pikir Marni akan suka memakainya. Kenyataannya, Marni hanya memakai satu batik itu saja.

"Batiknya adem, Pak," jawab Marni sekenanya.

"Daster Ibu kan banyak. Masa' dasternya pakai sistem cuci-pakai. Ibu ... Ibu," gerutu Yanto.

"Biarin, pokoknya, Ibu suka daster ini."

Sudah 3 tahun daster ini dipakai. Motif dan warnanya pun sudah sangat redup. Ada tambalan di sana-sini. Kancing depannya sudah berganti berkali-kali. Benangnya sudah banyak yang rapuh. Namun, Marni tetap saja suka memakainya.

"Ini juga bagus loh, Bu. Batik Cirebon Mega Mendung ini tak kalah adem dari daster kesayangan Ibu itu. Warnahnya juga menarik. Batik Jlambangan ini juga, cerah. Pasti Ibu tambah cantik memakainya." Yanto menyodorkan beberapa daster batik ke hadapan Marni. Marni sempat memandangnya sekilas.

"Enggak ada yang seadem ini, Pak. Batik itu memang bagus, Ibu juga suka melihatnya. Hanya saja ...."

Ucapan Marni menggantung dna membuat Yanto penasaran dibuatnya.

"Hanya saja apa, Bu?"

"Hanya saja ... daster-daster itu tidak terlalu banyak lubang anginnya seperti daster ini," ucap Marni sambil nyengir kuda.

"Oalah, Bu. Itu toh rahasia daster kesukaan Ibu!" Yanto menepuk dahinya. Marni memang keterlaluan rahasia daster batik akhirnya terungkap sudah.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun