Pers di Indonesia dipelopori oleh R.M Tirto Adhi Soerjo. Tinta pena dan kertas putih menjadi senjata paling mematikan pada saat kolonial Belanda. Tirto melawan dengan tulisan bernada kritik pedas dan membuat pihak Belanda merasa terancam. Semua tulisanya dimuat dalam surat kabar dan menjadi 'pecutan semangat' seluruh kalangan untuk berani bergerak dan tidak semerta merta percaya dengan "iming-iming" pihak Belanda.
KEMBALI KE ARTIKEL