Pada usia ketika lariku akan disambut tawa orang-orang, aku lebih memilih melengket pada satu perempuan. Berlari dari belakang dan mengagetkannya. Aku tidak tahu sepintar apa aku saat itu karena aku tahu bahwa ekspresi terkejutnya  selalu palsu, ia hanya pura-pura kaget untuk menyenangkanku. Untung saja aku tidak terlalu memikirkan itu.
KEMBALI KE ARTIKEL