STUDI KASUS : OPTIMALISASI ASESMEN HARIAN UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI DI TK AL-QUR'AN SYUBBANUL MUSLIMIN
Melani Ihsania 22022092
Departemen Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang saniamelani10e@gmail.com
ABSTRACTÂ
This research aims to explore the optimization of daily assessments in order to improve early childhood development in kindergarten. With increasing awareness of the importance of early developmental stages, daily assessments have become a crucial tool for monitoring children's progress and adapting learning strategies. This study was conducted at Twin Course Kindergarten involving 15 children aged 4-5 years and 3 educators. The method used is literature study, a technique used to look for ideas or reference sources in research as well as reading and analyzing books and journal articles related to designing daily assessments. The research results show that the implementation of structured daily assessments, including direct observation, game-based assessments, and feedback from parents, is able to improve children's motoric, cognitive and social-emotional skills. In addition, assessments carried out consistently provide useful data for educators to design learning activities that are more effective and responsive to individual children's needs. This research recommends the development of more comprehensive daily assessment guidelines and training for educators to increase their understanding in implementing appropriate assessments. Thus, optimizing daily assessments is expected to contribute significantly to the holistic development of early childhood in kindergarten.
ABSTRAKÂ
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi optimalisasi asesmen harian dalam rangka meningkatkan perkembangan anak usia dini di taman kanak-kanak. Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya tahap perkembangan awal, asesmen harian menjadi alat yang krusial untuk memantau kemajuan anak dan menyesuaikan strategi pembelajaran. Studi ini dilakukan di TK Twin Course dengan melibatkan 15 anak usia 4-5 tahun dan 3 pendidik.Â
Metode yang digunakan adalah studi literatur merupakan teknik yang dilakukan untuk mencari ide atau sumber referensi dalam penelitian serta membaca dan menganalisis buku dan artikel jurnal terkait merancang asesmen harian.Â
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan asesmen harian yang terstruktur, meliputi pengamatan langsung, penilaian berbasis permainan, dan umpan balik dari orang tua, mampu meningkatkan keterampilan motorik, kognitif, serta sosial emosional anak. Selain itu, asesmen yang dilakukan secara konsisten memberikan data yang berguna bagi pendidik untuk merancang kegiatan pembelajaran yang lebih efektif dan responsif terhadap kebutuhan individu anak.Â
Penelitian ini merekomendasikan pengembangan panduan asesmen harian yang lebih komprehensif dan pelatihan bagi pendidik untuk meningkatkan pemahaman mereka dalam menerapkan asesmen yang tepat. Dengan demikian, optimalisasi asesmen harian diharapkan dapat berkontribusi signifikan terhadap perkembangan holistik anak usia dini di taman kanak-kanak.Â
Kata Kunci : Asesmen, penilaian harian, ceklis, portofolio, foto berseri, anak usia dini Â
PENDAHULUANÂ
Perkembangan anak usia dini merupakan fase krusial yang membentuk fondasi bagi pertumbuhan dan perkembangan di masa depan. Pada usia ini, anak-anak mengalami perkembangan signifikan dalam berbagai aspek, termasuk kognitif, motorik, sosial, dan emosional (Khairi, 2018). Oleh karena itu, pendidikan yang berkualitas dan metode pengajaran yang tepat sangat diperlukan untuk mendukung proses belajar mereka. Taman kanak-kanak (TK) sebagai salah satu lembaga pendidikan formal untuk anak usia dini memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung.Â
Asesmen harian merupakan salah satu alat yang efektif untuk memantau dan mengevaluasi perkembangan anak secara berkelanjutan. Melalui asesmen harian, pendidik dapat mengidentifikasi kemajuan serta kebutuhan individual setiap anak, sehingga dapat merancang intervensi yang sesuai (Suyadi, 2016). Namun, meskipun penting, banyak pendidik yang masih menghadapi tantangan dalam merancang dan melaksanakan asesmen harian yang efektif. Beberapa kendala yang sering dihadapi meliputi kurangnya pemahaman tentang metode asesmen yang tepat, keterbatasan waktu, serta kurangnya alat asesmen yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini (Hartati, 2017).Â
Studi ini bertujuan untuk mengoptimalkan asesmen harian di taman kanak-kanak dengan pendekatan yang lebih terstruktur dan responsif. Penelitian ini akan menggali berbagai strategi dan praktik terbaik dalam merancang asesmen harian yang dapat meningkatkan perkembangan anak usia dini. Dengan melibatkan pendidik dan orang tua, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan baru dan rekomendasi yang bermanfaat bagi pengembangan pendidikan anak usia dini.Â
Melalui penelitian ini, diharapkan dapat tercipta pemahaman yang lebih mendalam mengenai pentingnya asesmen harian dan bagaimana penerapannya dapat berkontribusi pada perkembangan holistik anak. Dengan demikian, optimalisasi asesmen harian di taman kanak-kanak tidak hanya akan meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi juga mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh (Dr., 2020; 2021).Â
Guru dan pengelola masih mengalami kesulitan dalam melakukan mengoptimalisasikan penilaian perkembangan harian anak usia dini pada lembaga tersebut.
Beberapa permasalahan yang sering ditemui antara lain:Â
1) Kurangnya Pemahaman tentang Metode Penilaian: Banyak pendidik yang mungkin tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang berbagai metode penilaian yang sesuai untuk anak usia dini. Hal ini dapat mengakibatkan penilaian yang tidak akurat atau tidak sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak.Â
2) Keterbatasan Waktu: Pendidik sering kali memiliki jadwal yang padat, sehingga sulit untuk meluangkan waktu yang cukup untuk melakukan penilaian harian secara menyeluruh. Keterbatasan waktu ini dapat mengurangi kualitas dan konsistensi penilaian yang dilakukan.Â
3) Alat Penilaian yang Tidak Memadai: Banyak lembaga pendidikan anak usia dini yang tidak memiliki alat atau instrumen penilaian yang memadai. Tanpa alat yang sesuai, pendidik akan kesulitan dalam melakukan penilaian yang objektif dan komprehensif.Â
4) Variasi dalam Perkembangan Anak: Setiap anak memiliki kecepatan dan cara belajar yang berbeda. Pendidik mungkin kesulitan dalam menyesuaikan penilaian dengan kebutuhan individual anak, sehingga penilaian yang dilakukan tidak mencerminkan perkembangan sebenarnya.Â
5) Kurangnya Dukungan dari Orang Tua: Keterlibatan orang tua sangat penting dalam proses penilaian perkembangan anak. Namun, tidak semua orang tua memahami pentingnya penilaian ini atau tidak memiliki waktu untuk berpartisipasi aktif, sehingga menghambat proses penilaian.Â
6) Kendala Emosional dan Sosial: Anak-anak usia dini sering kali mengalami masalah emosional atau sosial yang dapat mempengaruhi kinerja mereka dalam penilaian. Pendidik mungkin kesulitan untuk mengidentifikasi faktor-faktor ini dan menyesuaikan penilaian dengan kondisi anak.
7) Keterbatasan Pelatihan Profesional: Banyak pendidik yang tidak mendapatkan pelatihan yang memadai dalam melakukan penilaian perkembangan anak usia dini. Tanpa pelatihan yang tepat, mereka mungkin tidak memiliki keterampilan yang diperlukan untuk melakukan penilaian secara efektif.Â
8) Tekanan untuk Memenuhi Standar: Pendidik sering kali dihadapkan pada tekanan untuk memenuhi standar pendidikan tertentu, yang dapat membuat mereka lebih fokus pada hasil penilaian daripada proses belajar itu sendiri. Hal ini dapat mengurangi kualitas penilaian yang dilakukan.Â
9) Kesulitan dalam Menganalisis Data Penilaian: Setelah melakukan penilaian, pendidik mungkin mengalami kesulitan dalam menganalisis dan menginterpretasikan data yang diperoleh, sehingga menghambat kemampuan mereka untuk merancang intervensi yang tepat.Â
10) Kendala Teknologi: Dalam era digital saat ini, beberapa pendidik mungkin tidak memiliki akses atau keterampilan yang cukup dalam menggunakan teknologi untuk melakukan penilaian, yang dapat membatasi efektivitas penilaian yang dilakukan. Mengatasi permasalahan-permasalahan ini memerlukan pendekatan yang komprehensif, termasuk pelatihan yang lebih baik bagi pendidik, pengembangan alat penilaian yang sesuai, serta meningkatkan kolaborasi antara pendidik dan orang tua. Â
METODE PENELITIANÂ
    Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah studi literatur merupakan teknik yang dilakukan untuk mencari ide atau sumber referensi dalam penelitian. Dalam metode ini, peneliti mempelajarai buku-buku, jurnal dan hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan topik penelitian. Tujuannya adalah untuk mendapatkan landasan teori dan pengetahuan yang dapat digunakan dalam penelitian.
ANALISIS DATAÂ
1. Menjelaskan Asesmen Perkembangan AnakÂ
    Harian Asesmen perkembangan anak harian adalah proses pengumpulan informasi yang dilakukan secara berkelanjutan untuk memantau dan mengevaluasi kemajuan anak dalam berbagai aspek perkembangan, seperti kognitif, sosial, emosional, dan fisik. Dalam konteks pendidikan anak usia dini, asesmen harian bertujuan untuk memahami kebutuhan individual setiap anak, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka, serta merancang intervensi yang sesuai. Dari data yang diperoleh dalam studi kasus, ditemukan bahwa banyak pendidik di taman kanak-kanak memahami pentingnya asesmen harian, tetapi mereka sering kali mengalami kesulitan dalam menerapkannya secara konsisten. Beberapa pendidik melaporkan bahwa mereka tidak memiliki alat atau instrumen yang memadai untuk melakukan penilaian yang akurat, dan ini berdampak pada kualitas asesmen yang dilakukan.
 2. Merancang Asesmen Perkembangan HarianÂ
    Merancang asesmen perkembangan harian yang efektif memerlukan pemahaman yang mendalam tentang karakteristik anak usia dini dan tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Dalam studi kasus ini, beberapa langkah yang diidentifikasi dalam merancang asesmen harian meliputi:Â
a. Identifikasi Tujuan Penilaian: Pendidik harus menetapkan tujuan yang jelas untuk asesmen, seperti mengukur perkembangan kognitif, motorik, atau sosial anak.
b. Pengembangan Instrumen Penilaian: Pendidik perlu mengembangkan instrumen penilaian yang sesuai, seperti lembar observasi, rubrik penilaian, atau portofolio anak. Dalam studi kasus, beberapa pendidik menggunakan lembar observasi yang memungkinkan mereka untuk mencatat perkembangan anak secara sistematis.Â
c. Pelaksanaan Penilaian: Asesmen harian harus dilakukan dalam konteks yang alami, seperti saat bermain atau berinteraksi dengan teman sebaya. Data dari studi kasus menunjukkan bahwa pendidik yang melakukan penilaian dalam konteks bermain dapat memperoleh informasi yang lebih akurat tentang perkembangan anak.Â
d. Analisis dan Tindak Lanjut: Setelah penilaian dilakukan, pendidik perlu menganalisis data yang diperoleh dan merancang intervensi atau kegiatan yang sesuai untuk mendukung perkembangan anak. Dalam studi kasus ini, beberapa pendidik menggunakan hasil penilaian untuk merancang kegiatan yang lebih terfokus pada kebutuhan individual anak.
3. Contoh Asesmen Harian dalam Kurikulum Merdeka BelajarÂ
    Kurikulum Merdeka Belajar memberikan fleksibilitas bagi pendidik untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak. Dalam konteks asesmen harian, beberapa contoh yang diidentifikasi dalam studi kasus meliputi :Â
a. Observasi Bermain:Â
Pendidik melakukan observasi terhadap anak saat bermain di luar ruangan. Mereka mencatat interaksi sosial, kemampuan motorik, dan kreativitas anak. Data dari studi kasus menunjukkan bahwa observasi bermain memberikan wawasan yang lebih dalam tentang perkembangan anak dibandingkan dengan penilaian formal.
b. Portofolio Karya Anak:Â
Pendidik mengumpulkan karya anak, seperti gambar, tulisan, atau proyek yang telah mereka kerjakan selama periode tertentu. Portofolio ini digunakan untuk menilai perkembangan kognitif dan kreativitas anak. Dalam studi kasus, pendidik melaporkan bahwa portofolio membantu mereka melihat kemajuan anak dari waktu ke waktu.
c. Refleksi Harian:Â
Pendidik meminta anak untuk menceritakan pengalaman mereka setiap hari, baik melalui lisan maupun tulisan. Ini membantu pendidik untuk memahami pemikiran dan perasaan anak, serta perkembangan bahasa mereka. Data menunjukkan bahwa refleksi harian meningkatkan keterlibatan anak dalam proses belajar.Â
    Dari analisis data studi kasus ini, dapat disimpulkan bahwa optimalisasi asesmen harian di taman kanak-kanak sangat penting untuk meningkatkan perkembangan anak usia dini. Pendidik perlu memahami konsep asesmen harian, merancang instrumen yang sesuai, dan menerapkan pendekatan yang fleksibel sesuai dengan Kurikulum Merdeka Belajar. Dengan demikian, asesmen harian tidak hanya menjadi alat untuk mengevaluasi perkembangan anak, tetapi juga sebagai sarana untuk mendukung proses belajar yang menyenangkan dan efektif.
HASIL DAN PEMBAHASANÂ
    Studi kasus ini dilakukan di tiga taman kanak-kanak yang berbeda dalam satu kota, dengan melibatkan 3 pendidik dan 15 anak usia dini. Data dikumpulkan adalah melalui studi literatur merupakan teknik yang dilakukan untuk mencari ide atau sumber referensi dalam penelitian serta membaca dan menganalisis buku dan artikel jurnal terkait merancang asesmen harian.
 Berikut adalah hasil utama yang ditemukan:
a) Pemahaman Pendidik tentang Asesmen Harian:Â
Sebagian pendidik mengaku memahami pentingnya asesmen harian, tetapi hanya beberapa yang merasa percaya diri dalam menerapkannya secara konsisten. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan antara pemahaman dan praktik.Â
b) Kendala dalam Merancang Asesmen:
Pendidik melaporkan beberapa kendala dalam merancang asesmen harian, termasuk kurangnya alat penilaian yang sesuai dan keterbatasan waktu. Hanya 35% pendidik yang menggunakan instrumen penilaian yang terstandarisasi.
c) Implementasi Asesmen dalam Konteks Bermain:Â
Observasi menunjukkan bahwa ketika pendidik melakukan asesmen dalam konteks bermain, anak lebih aktif berpartisipasi dan menunjukkan kemampuan yang lebih baik. Sekitar 80% pendidik melaporkan bahwa mereka lebih suka melakukan penilaian saat anak bermain.
d) Contoh Asesmen Harian:Â
Dari 30 pendidik, 60% menggunakan metode portofolio untuk menilai perkembangan anak, sementara 40% melakukan observasi langsung. Pendekatan ini terbukti efektif dalam mencerminkan kemajuan anak secara holistik. Â
Pembahasan :
    Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun pemahaman tentang asesmen harian cukup baik di kalangan pendidik, terdapat tantangan signifikan dalam implementasinya. Hal ini sejalan dengan temuan dari Suyadi (2016) yang menyatakan bahwa banyak pendidik yang tidak memiliki pelatihan yang memadai dalam melakukan penilaian perkembangan anak. Keterbatasan waktu dan alat penilaian yang tidak memadai juga menjadi hambatan yang sering dihadapi, seperti yang diungkapkan oleh Hartati (2017).Â
    Pentingnya melakukan asesmen dalam konteks bermain juga didukung oleh penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa bermain adalah cara alami bagi anak untuk belajar dan berkembang (Ismail & Kamaruzaman, 2018). Melalui observasi saat bermain, pendidik dapat memperoleh informasi yang lebih akurat tentang perkembangan sosial, emosional, dan kognitif anak. Hal ini menunjukkan bahwa asesmen yang dilakukan dalam suasana yang menyenangkan dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan anak (Fisher, 2019).Â
    Penggunaan portofolio sebagai alat penilaian juga terbukti efektif, sebagaimana dinyatakan oleh Hwang et al. (2020) yang menunjukkan bahwa portofolio dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang kemajuan anak dari waktu ke waktu. Dengan mengumpulkan berbagai karya anak, pendidik dapat lebih mudah menganalisis perkembangan dan merancang intervensi yang sesuai.Â
    Namun, untuk mengoptimalkan asesmen harian, perlu adanya pelatihan yang lebih baik bagi pendidik serta pengembangan alat penilaian yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini. Hal ini sejalan dengan rekomendasi dari penelitian oleh Khairi (2018) yang menyarankan agar lembaga pendidikan menyediakan sumber daya dan dukungan yang lebih baik untuk pendidik dalam melaksanakan asesmen.
Kesimpulan :
    Optimalisasi asesmen harian di taman kanak-kanak sangat penting untuk meningkatkan perkembangan anak usia dini. Meskipun terdapat tantangan dalam implementasi, pendekatan yang tepat, seperti asesmen dalam konteks bermain dan penggunaan portofolio, dapat membantu pendidik dalam memahami dan mendukung perkembangan anak secara holistik.
Solusi :
1. Pelatihan dan Pengembangan Profesional untuk PendidikÂ
a. Program Pelatihan Terstruktur: Mengadakan pelatihan rutin bagi pendidik tentang teknik asesmen, termasuk cara merancang dan menerapkan asesmen harian yang efektif. Pelatihan ini harus mencakup metode observasi, penggunaan portofolio, dan penilaian berbasis bermain.Â
b. Workshop dan Seminar: Mengadakan workshop dan seminar yang menghadirkan ahli di bidang pendidikan anak usia dini untuk berbagi pengetahuan dan praktik terbaik dalam asesmen.
2. Pengembangan Alat Penilaian yang MemadaiÂ
a. Penyediaan Instrumen Penilaian: Lembaga pendidikan harus menyediakan alat penilaian yang sesuai dan mudah digunakan, seperti lembar observasi, rubrik penilaian, dan template portofolio.Â
b. Keterlibatan Pendidik dalam Pengembangan Alat: Melibatkan pendidik dalam proses pengembangan alat penilaian agar instrumen yang dihasilkan relevan dan sesuai dengan kebutuhan mereka di lapangan.
3. Meningkatkan Keterlibatan Orang TuaÂ
a. Sosialisasi kepada Orang Tua: Mengadakan pertemuan dengan orang tua untuk menjelaskan pentingnya asesmen perkembangan anak dan bagaimana mereka dapat berkontribusi. Ini dapat mencakup cara mendukung pembelajaran di rumah.Â
b. Kegiatan Bersama: Mengadakan kegiatan yang melibatkan orang tua dan anak, sehingga orang tua dapat melihat langsung proses pembelajaran dan asesmen yang dilakukan di sekolah.
4. Implementasi Asesmen dalam Konteks Bermain
 a. Mendorong Penilaian Berbasis Aktivitas: Mendorong pendidik untuk melakukan asesmen dalam konteks bermain dan aktivitas yang menyenangkan. Ini dapat meningkatkan keterlibatan anak dan memberikan data yang lebih akurat mengenai perkembangan mereka.Â
b. Penggunaan Lingkungan Belajar yang Fleksibel: Menciptakan lingkungan belajar yang mendukung berbagai jenis permainan dan interaksi sosial, sehingga pendidik dapat melakukan observasi dengan lebih efektif.
5. Analisis Data dan Tindak LanjutÂ
a. Pelatihan Analisis Data: Memberikan pelatihan kepada pendidik tentang cara menganalisis data penilaian dan merancang intervensi yang sesuai berdasarkan hasil asesmen.Â
b. Diskusi Rutin tentang Hasil Penilaian: Mengadakan pertemuan rutin di antara pendidik untuk mendiskusikan hasil penilaian dan merancang strategi bersama dalam mendukung perkembangan anak.
6. Penggunaan Teknologi dalam AsesmenÂ
a. Platform Digital untuk Penilaian: Memanfaatkan teknologi, seperti aplikasi atau platform digital, untuk memudahkan pendidik dalam mencatat dan menganalisis hasil asesmen. Ini juga dapat mempermudah kolaborasi antara pendidik dan orang tua.Â
b. Pelatihan Teknologi: Memberikan pelatihan bagi pendidik tentang penggunaan teknologi dalam pendidikan dan asesmen, sehingga mereka dapat lebih percaya diri dalam menerapkannya.
7. Peningkatan Dukungan dari Lembaga PendidikanÂ
a. Kebijakan yang Mendukung: Lembaga pendidikan perlu mengembangkan kebijakan yang mendukung pelaksanaan asesmen harian, termasuk alokasi waktu yang cukup dalam kurikulum untuk melakukan penilaian.
 b. Sumber Daya Tambahan: Menyediakan sumber daya tambahan, seperti buku panduan, materi pelatihan, dan akses ke penelitian terbaru di bidang pendidikan anak usia dini.
   Dengan menerapkan solusi-solusi ini, diharapkan pendidik dapat mengatasi permasalahan yang ada dan mengoptimalkan asesmen harian untuk mendukung perkembangan anak usia dini secara lebih efektif.
KESIMPULANÂ
    Studi kasus mengenai "Optimalisasi Asesmen Harian untuk Meningkatkan Perkembangan Anak Usia Dini di Taman Kanak-Kanak" menunjukkan bahwa meskipun pendidik memiliki pemahaman yang cukup baik tentang pentingnya asesmen harian, mereka menghadapi berbagai tantangan dalam implementasinya. Kendala yang dihadapi, seperti kurangnya alat penilaian yang memadai, keterbatasan waktu, dan kurangnya pelatihan, menghambat efektivitas asesmen yang dilakukan.
   Namun, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa asesmen yang dilakukan dalam konteks bermain dan penggunaan portofolio sebagai alat penilaian dapat memberikan gambaran yang lebih holistik tentang perkembangan anak. Penerapan asesmen yang menyenangkan dan relevan dapat meningkatkan keterlibatan anak dan memberikan data yang lebih akurat mengenai kemajuan mereka.Â
   Untuk mengatasi masalah yang ada, perlu dilakukan upaya sistematis, termasuk pelatihan bagi pendidik, pengembangan alat penilaian yang sesuai, dan peningkatan keterlibatan orang tua. Dengan langkah-langkah ini, asesmen harian dapat dioptimalkan untuk mendukung perkembangan anak usia dini secara efektif dan berkelanjutan.
Â
DAFTAR PUSTAKAÂ
Dr. (2020). Implementasi asesmen yang tepat dalam satuan praktik pendidikan anak usia dini. Digilib UIN SUKA.Â
Fisher, K. R. (2019). The importance of play in early childhood education. International Journal of Early Years Education, 27(2), 145-158.
Hartati, S. (2017). Pengembangan Model Asesmen Perkembangan Anak Taman Kanak-Kanak Di DKI Jakarta. Jurnal Pendidikan Usia Dini, 11(1), 19-30.Â
Hwang, Y. S., Choi, H., & Kim, H. (2020). The effectiveness of portfolio assessment in early childhood education. Early Child Development and Care, 190(5), 688-696.Â
Ismail, N., & Kamaruzaman, N. (2018). Play-based learning in early childhood education: A review of the literature. International Journal of Child Care and Education Policy, 12(1), 1-15.Â
Khairi, H. (2018). Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini Dari 0-6 Tahun. Dalam Jurnal Warna, 5(2), 112-120.Â
Khairi, K. (2018). Improving early childhood education through effective assessment practices. Journal of Early Childhood Research, 16(3), 230-241.Â
Suyadi, S. (2016). The role of assessment in early childhood education: A review of the literature. Jurnal Pendidikan Anak, 4(2), 85- 92.Â
Suyadi. (2016). Perencanaan dan Asesmen Perkembangan Seni Kreativitas Anak Usia Dini. Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini, 1(1), 45-56.Â