Menurut Ibnu Khaldun, iklim memainkan peran penting dalam membentuk watak manusia. Hal ini disebabkan oleh dampak yang diberikan oleh iklim pada keadaan fisik maupun psikologis manusia. Iklim yang ekstrem seperti terlalu dingin atau terlalu panas dapat mempengaruhi kesehatan, stamina, dan ketahanan seseorang. Selain itu, lingkungan yang keras ini dapat menyebabkan individu menjadi lebih cemas dan waspada.
Di sisi lain, iklim yang lembut dan nyaman dapat mempengaruhi sifat manusia menjadi lebih santai dan tenang. Lingkungan ekonomi yang stabil serta budaya dan adat istiadat yang positif juga berdampak pada watak manusia. Oleh karena itu, Ibnu Khaldun berpendapat bahwa sifat-sifat yang muncul pada suatu masyarakat sangat dipengaruhi oleh lingkungan fisik dan psikologis tempat di mana mereka bermukim.
Sebagai contoh, masih dalam Muqaddimah dijelaskan pengaruh iklim terhadap watak orang negro. Ibnu Khaldun mengatakan bahwa kondisi iklim yang ekstrem, khususnya di daerah yang didiami oleh orang-orang negro, mampu mempengaruhi kebiasaan hidup mereka serta memengaruhi watak mereka.
Kondisi iklim di wilayah-wilayah yang didiami oleh orang negro cukup keras, panas dan kering sepanjang tahun. Kondisi iklim ini membuat orang negro harus beradaptasi dengan lingkungan mereka.
Ibnu Khaldun mencatat bahwa karena suhu di wilayah yang didiami oleh orang negro cukup tinggi, hal ini memberikan dampak kesehatan bagi mereka. Oleh karena itu, orang negro cenderung memiliki fisik yang lebih tahan terhadap suhu panas dan dapat mengatasi rasa haus yang lebih besar daripada orang-orang di daerah lainnya.
Sifat kerasnya lingkungan hidup membuat orang negro juga memiliki sifat keras dan kuat untuk bertahan hidup. Ini berarti semangat tempur dan kemampuan beradaptasi mereka sangat tinggi. Namun, di sisi lain, keadaan iklim yang keras juga membuat orang negro lebih cenderung untuk menghindari pekerjaan yang memerlukan aktivitas fisik yang lebih berat atau pekerjaan dalam ruangan yang panas.
Sifat keyakinan, pengorbanan, dan keberanian juga dapat ditemukan dalam watak orang negro yang hidup di iklim yang keras. Karena hidup dalam iklim yang keras, orang negro cenderung memiliki internalisasi nilai-nilai kesederhanaan dalam kehidupan. Hal ini tercermin dalam kebiasaan kehidupan mereka yang sangat sederhana.
Meskipun Ibnu Khaldun mengatakan bahwa kondisi iklim mempengaruhi watak orang negro, ia tidak berpendapat bahwa tidak mungkin orang negro berkembang menjadi masyarakat yang mampu mengejar kemajuan di bidang ekonomi, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan. Kondisi iklim hanya menjadi salah satu faktor yang harus dipertimbangkan ketika memahami karakteristik masyarakat atau kelompok tertentu.
Pandangan Ibnu Khaldun mengenai pengaruh keadaan iklim pada watak dan kebiasaan seseorang menjadi inspirasi bagi banyak ilmuwan dan peneliti hingga kini. Namun, pandangan Ibnu Khaldun mengenai masyarakat negro tetap saja merupakan pandangan yang kontroversial dan perlu dilihat dari sudut pandang sejarah dan konteksnya.