Menanggapi fenomena “kutu loncat” para kader partai yang belakangan ini menjadi sorotan media dan publik, maka saya memiliki tanggapan seperti ini. Para kader partai yang kutu loncat itu adalah kader-kader yang tidak sungguh-sungguh memahami ideologi partai yang dia usung. Atau beranggapan bahwa menjadi kader partai itu bukan untuk berproses untuk bisa membantu program-program kesejahteraan rakyat, melainkan beranggapan bahwa dengan masuk partai adalah untuk mendulang kekuasaan dan keuntungan materi. Politisi kutu loncat itu hanya untuk mendapatkan kekuasaan dan memperkaya diri bukan untuk memperjuangkan kesejahteraan rakyat melalui program partai yang diusungnya. Kader seperti itu adalah kader yang orientasinya pragmatis dan oportunis.