Kemarin hari sabtu tanggal 4 september iseng-iseng saya membuka harian Jakarta post untuk mendapatkan informasi sekaligus iseng-iseng untuk nambah-nambah bahasa inggris saya yang kurang bagus. Yah seperti biasa saya membukanya lewat hape saya sambil menunggu bis yang saya naiki tiba di tempat tujuan ku.
Disinilah saya mendapkan sebuah informasi yang mengejutkan menurut pendapat saya.
Apa itu?
Jadi begini ternyata banyak teman-teman kita yang telah mendapakan gelar masternya tapi menjumpai sedikit kesulitan untuk mendapatkan sebuah pekerjaan. Bukankah selain memperkaya ilmu pengetahuan fungsi dari kita bersekolah adalah untuk mencari pekerjaan juga dan tentunya membimbing kita kekehidupan yang lebih baik tentunya dan masih ada lagi tentunya. Tapi ternyata gelar yang mereka dapatkan yang menurut saya tergolong dalam kategori tinggi tidak serta merta memberikan nilai tambah, memudahkan mereka mencari sebuah pekerjaan.
Ada apa sebenarnya?? Bukankah makin tinggi pendidikan seseorang makin besar peluang yang akan ia dapatkan dalam hal ini mendapatkan sebuah pekerjaan, lebih mempermudah mereka menemukan apa yang mereka inginkan??
Pastinya makin tinggi pendidikan seseorang itu berarti orang tersebut akan lebih berkompeten, memiliki skill yang full dalam bidang tertentu, pengetahuan yang lebih luas. Orang yang seperti ini tentunya tidak akan mau untuk dibayar murah bukan. Gaji atau upah akan disesuaikan dengan kontribusi seseorang dalam sebuah perusahaan tentunya, itulah hukum yang saya ketahui yang diaplikasikan dalam dunia perpekerjaan, tapi tetap saja ada sebagian orang yang sudah dibayar mahal tapi less kontribusi bahkan minta nambah lagi. Dasar!!!. Inilah yang ditakuti oleh sebagian perusahaan, Mereka takut merekrut calon pekerja yang memiliki latar belakang pendidikan yang sangat tinggi seumpama master dan doctoral. Tentunya gajinya akan ditentukan berdasarkan gradenya. Semakin tinggi gradenya semakin tinggi pula uang yang diterimanya dan berimbas pula pada sisi pengeluaran bulanan si perusahaan. Memang sih tidak semua perusahaan yang menjalankan tipe seperti ini.
Nah apa akibatnya?
Mengetahui hal hal yang telah diapplikasikan oleh sebagian perusahaan ini, maka langkah terakhir bagi mereka yang kebetulan memegang gelar-gelar tinggi ini dan belum memiliki sebuah pegangan pekerjaan tetap, maka jalan terakhir adalah bahwa mereka harus merelakan diri mereka untuk melamar sebuah pekerjaan dengan ijasah sarjananya saja sementara ijasah master dab doktoralnya untuk sementara disimpan dulu hingga suatu hari ia membutuhkannya lagi. Oleh sebab itulah mengapa orang yang disebut dalam surat kabar online itu melamar dengan sarjananya saja padahal ia sudah mendapatkan lebih.
Dari cerita diatas ini bukan berarti pendidikan tinggi itu tidak ada manfaatnya lagi loh, bukan, bukan seperti itu. Semua level pendidikan itu sangatlah berguna bagi kehidupan kita terutama bagi si penyandangnya. Jika seperti perusahaan tadi tidak mau memberikan kesempatan bagi gelar gelar tinggi, itu bisa berarti bahwa mereka layak untuk mendapatkan yang terbaik menurut pendapat saya. Tulisan ini juga bukan berarti memberikan sebuah warning bahwa pendidikan tinggi itu rentan, bukan. Menurut saya bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin baik pula peluang tarap hidupnya. Kalau masalah belum dapat itu hanyalah masalah waktu saja, berarti kita belum dapat rejekinya plus mungkin kita harus meningkatkan semuanya lagi. so come on.......better...
Salam pendidikan,
Jakarta post, graduates hide degrees to get jobs