Ukuran bukan masalah…..
Ternyata sudah banyak sekali perubahan terjadi di daerahku semenjak aku meninggalkanya dan memilih untuk mengadu nasib di negeri orang. kebanyakan perubahan itu adalah menuju kearah yang lebih baik. Dahulu sebelum saya sampai dikota kelahiranku aku selalu disuguhkan dengan pemandangan indah dari kebun teh yang begitu indahnya dipagi hari. Makanya tidak heran ketika kita melewati daerah itu jam 4 sore saja maka sudah terasa bagai jam 12 malam karena sangkin dinginya. Tapi ternyata kebun teh tersebut sudah dialih fungsikan menjadi perkebunan kelapa sawit. Memangsih udaranya tetap sejuk tapi pemandangan yang saya rasakan sudah agak berbeda.
Selainperubahan yang saya sebutkan diatas ada juga perubahan yang sangat signifikan yang menarik perhatian saya. Perubahan itu adalah tentang transportasi. Jika anda tau daerah Siantar, Raya, Seribu Dolok, Kaban Jahe, Berastagi, maka saya yakin transportasi apa yang dulunya kita gunakan untuk mendapatkan tempat-tempat tadi. Sip….Simas dan Sepadan (kalau ngak salah kepanjanganya: Simalungun Atas, Setia Pada Agama dan Negara)
Dulu waktu saya masih SD, kebanyakan transportasi yang digunakan kedaerah kami adalah Transportasi besar. Contohnya Mercedes Benz. Transportasi buatan Jerman ini bisa mengangkut penumpang sekitar seratus orang lebih. Sudah menjadi kebiasaan didaerah kami untuk naik kap mobil. Sebenarnya yang layak naik hanyalah sekitar 60 orang.tapi eit…masih ada tempat bagi yang memiliki nyali besar yaitu diatas kap mobil. Bila ada bule yang mau naik mobil ini maka biasanya bule lebih sering naik diatas kap daripada didalam, yah alasanya adalah karena mereka ingin menikmati panorama yang indah sekali dan mengabadikanya dengan kameranya tentunya.
Saya sangat senang menaiki bus seperti ini, karena kita merasakan kenyaman super didalamnya apalagi saat melintasi daerah berlubang.. ha.ha ngak terasa sama sekali…per-nya empuk banget.. tapi sayangnya angkutan seperti ini tidak bertahan lama. Terutama setelah keluarnya Mitsubishi Colt Diesel yang baru. Jadi lama kelamaan bus Mercedes Benz ini mulai mundur dan mundur dan pada akhirnya hampir punah.. apakah ini yang dinamakan regenerasi atau apa I don fully understand…. Kejayaan bus besar akhirnya diambil alih oleh bus bus Colt Diesel yang lebih kecil tentunya. Heranya masyarakat/penumpang tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menyesuaikan diri dengan perubahanya. Kata mereka size is nothing sing penting aman sampai tujuan. Sipp.
Permosi(perusahaan motor simalungun),Paima Ham, Sinar Tani dan Raya adalah contoh bus pada jamanya. Dari segi daya tampung penumpang, bus yang seperti ini mampu membawa lima puluh penumpang. Yah.. seperti biasa kuota tempat duduk adalah tiga puluh orang tapi tetap asaja kap harus diisi penuh. Apalagi dihari sabtu. Sabtu adalah hari paling membahagiakan bagi awak bus karena kebanyakan pelajar dan anak kuliahan yang in the kost akan pulang kampung. Polisi dan Provost pun tidak bisa berbuat apa apa akan hal ini. Memang naik kap itu sangat dilarang, tapi dengan kecerdikan awak bus semua masalah aman. Terkadang penumpang yang ada ditas kap(pria) akan diibaratkan sebagai barang dan mereka akan ditutup dengan tenda sampai melewati daerah daerah razia.
Tapi ternyata lagi-lagi bus ini tak bertahan lama. Mereka kemudian digantikan oleh bus engkel..contohnya Isuzu dan Mitsubishi L300 dan Daihatsu…..bersambung
Salam,