No body’s perfect
Tidak mungkin kita tidakpernah melakukan kesalahan dan dosa.Semuanya pernah bukan?
Tapi kenapa:
Sekalimaling tetaplah maling!
Sekali koruptor tetaplah koruptor!
Sekali copet tetaplah copet !
Sekali jahat tetaplah jahat!
Sekali pembohong tetaplah pembohong!
Sekali salah tetaplah salah!
Sekali penghianat tetaplah penghianat!
Sekali pembunuh tetaplah pembunuh!
Sekali musuh tetaplah musuh, dan !
Sekali selingkuh tetaplah selingkuh!.
Tak ada kata maaf!
Sebenarnya tidak adakah kata “maaf” bagiku dan bagi orang yang telah melakukan kejahatan, kesalahan, kehilafpan dimasa lampau terhadap orang lain?
Tidak adakah kesempatan kedua bagi kami?
Ya. Mungkin sebagian orang yang telah banyak melakukan kesalahan berusaha untuk membersihkan nama baiknya, agar cap jelek yang melekat bisa lepas lewat aksi-aksinya yang memikat perhatian walaupun itu hanyalah pura-pura semata. Bisakah itu dijadikan sebuah patokan kepada setiap orang yang ingin benar-benar bertobat? Pukul rata semua.
Apakah semua orang itu sama? Sama-sama dalam melakukan kepura-puraan untuk mendapatkan kata maaf. Tentu tidak bukan. Pasti ada sebagian orang yang ingin benar-benar kembali kejalan yang sebenarnya. Kalau begitu haruskah kita menghalang-halangi orang yang seperti ini? Tidak kan.
Nah, Kalau begitu kenapa, kenapa sebagian orang susah memaafkan termasuk saya?Apakah hal ini dipengaruhi oleh ukuran kesalahan yangtelah dilakukan, jadi karena terlalu besar kesalahan yang telah dibuat, maka pintu maaf sudah tertutup rapat-rapat?
Atau, Apakah hal ini diakibatkan kedegilanku/kita untuk tidak memaafkan sesama sehingga orang lain juga terlalu sulit membuka pintu maaf bagiku/kita juga? Hukum karma.So, Let’s forgive each other then!!
Semoga dari sini kita belajar bahwa merubah predikat buruk menjadi baik itu ternyata lebih susah dari pada membuatnya, Walaupun kesalahan dan kehilafpan itu milik kita dan sangat tidak mungkin menghindarinya.
Salam maaf,