Dian menghempaskan punggungnya ke sandaran kursi. Matanya terpejam dan tangan kanannya mengurut tulang hidungnya. Beberapa saat kemudian dia menegakkan duduknya, menumpukan sikunya pada meja, dan menangkupkan kedua telapak tangannya di depan mukanya. Tiba-tiba, sesuatu menyenggol lengan kirinya. Dian membuka matanya. Di hadapannya, tersaji secangkir teh. Dian kemudian menoleh ke kiri.
KEMBALI KE ARTIKEL